JK awalnya bercerita bahwa orang Sulsel, apapun sukunya, tersebar di berbagai penjuru nusantara, bahkan dunia. Di manapun mereka berada, JK meminta perantau agar melakukan pengabdian kepada masyarakat setempat.
"Di Jakarta ada Kecamatan Makasar, di mana-mana ada Kampung Bugis, di Papua dikatakan di mana ada cahaya di situ ada orang Sulawesi Selatan, entah Bugis, Makassar, Toraja. KKSS menjaga kumpulan itu agar berjalan baik," kata JK dalam sambutannya di Hotel Lorin Solo, Sabtu (16/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dia mengaku prihatin dengan kabar-kabar perpecahan di beberapa daerah, seperti di Papua dan Kalimantan. Di Papua, masyarakat terbunuh dan harus mengungsi.
"Di Penajam, Kalimantan, 400 rumah terbakar. Ini tentu membutuhkan suatu pemikiran kembali, apa yang masalah di kalangan kita semua, kenapa ini terjadi," kata JK.
Wapres di era Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo itu berpesan agar perantau mampu bergaul dengan baik dengan masyarakat. Selain itu, perantau juga harus bisa menjaga martabat Sulsel.
"Kita harus menjaga marwah, di samping kita harus bekerja menjaga harmoni. Itulah prinsip yang harus kita jaga," ujarnya.
JK mengingatkan bahwa para perantau jangan merasa sebagai penduduk Sulsel. Justru para perantau harus menyadari bahwa mereka adalah penduduk di tempatnya berada.
"Anda bukan lagi penduduk Makassar, Bugis Toraja, bukan lagi penduduk. Anda orang Riau, orang Kalimantan, orang Sumatra, orang Papua, orang Maluku, cuma mempunyai asal-usul dari Sulawesi Selatan, harus berperilaku seperti itu," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini