"Yang bersangkutan (HSY) sudah meminta maaf lewat akun SMPN 3 Bayat," kata Kepala SMPN 3 Bayat Katarina Supartini saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (12/11/2019).
Menurutnya, permintaan maaf itu dilakukan atas kesadaran sendiri oleh HSY. Permintaan maaf disampaikan melalui akun Twitter SMPN 3 Bayat yang diunggah pukul 12.14 WIB tadi, berbunyi 'Atas berita dan postingan tentang Plafon rusak di SMPN 3 Bayat, Klaten, kami dengan kesadaran dan tanpa paksaan mohon maaf pada semua pihak dan semua netizen. Plafon yg rusak hanya sebagian, tidak semua Plafon rusak. Terima kasih.'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Katarina menyebutkan posting-an foto HSY mengajar di dalam kelas mengenakan helm tersebut tidak ada maksud apa pun. Dari hasil klarifikasi, HSY disebut Katarina hanya iseng mencari sensasi.
Pihak sekolah, lanjutnya, juga kaget karena sejak awal tidak tahu HSY mengunggah foto yang disertai keterangan 'Plafon rapuh. SMPN 3 BAYAT KLATEN JAWA-TENGAH.' Foto itu diunggah pada 10 November 2019 pukul 20.37.
"Akun (SMPN 3 Bayat) itu yang mengelola juga yang bersangkutan," ungkapnya.
![]() |
Katarina menambahkan, Plt Kepala Dinas Pendidikan Klaten bahkan langsung datang ke sekolahnya akibat kehebohan itu. "Saat Plt Kadinas masuk kelas, semua siswa belajar seperti biasa. KBM tidak terganggu karena kerusakan eternit," imbuhnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan Klaten Sri Nugroho mengungkapkan bahwa HSY merupakan ASN guru mata pelajaran kesenian di SMPN 3 Bayat.
"Dia adalah guru seni di sekolah tersebut. Jadi kami maklum karena orang seni," kata Nugroho kepada detikcom, Selasa (12/11/2019).
Dijelaskannya, setelah posting-an tentang kerusakan di SMPN 3 Bayat, pihaknya langsung menindaklanjuti ke lokasi. Semua guru dan pegawai di sekolah dikumpulkan. Selanjutnya pihak dinas memberikan pembinaan kepada HSY karena posting-annya dikomentari berbagai macam oleh masyarakat.
"Jadi kami bina karena posting-an tersebut menyangkut bidang pendidikan. Apalagi sudah tersebar di media sosial," ujar Nugroho.
![]() |
Sementara itu, dari hasil pengecekan ke SMPN 3 Bayat, dari 17 ruang kelas tidak semua atapnya rusak. Hanya ada satu ruangan yang eternitnya hampir copot. Soal usulan rehab SMPN 3 Bayat, lanjut Nugroho, sudah diterima Dinas Pendidikan dan kemungkinan baru bisa dieksekusi pada 2020.
Sebelumnya, pada Senin (11/11), ramai perbincangan soal posting-an foto seorang pria diduga guru sedang mengajar di kelas dengan memakai helm full face. Dalam posting-an di akun Twitter bernama SMPN 3 Bayat Klaten, tertulis keterangan 'Plafon rapuh. SMPN 3 BAYAT KLATEN JAWA-TENGAH.'
Meskipun sempat dibantah pihak SMPN 3 Bayat, akhirnya terkonfirmasi bahwa pria dalam foto itu merupakan guru setempat. Akan tetapi posting-an itu hari ini sudah dihapus. Sebagai gantinya muncul posting-an permintaan maaf.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini