"Jadi saya menerbangkan (pesawat aeromodelling) juga sudah hobi, setelah diterbangkan dibeli itu kan sudah kenikmatan tersendiri. Hobi kita tersalurkan, habis itu diambil orang, kita dibayar. Jadi kita juga senang," kata Pungki Sasando, ditemui di bengkel pembuatan pesawat aeromodelling di rumahnya, Desa Gagaksipat, RT 03/04, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Senin (11/11/2019).
Dia membuat pesawat remote control (RC) bersama temannya, Deni Kurniawan, yang sama-sama penyuka pesawat terbang. Hanya saja, Deni Kurniawan, warga Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali lebih ke miniatur pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berawal dari hobi, jadi dulu saya suka melihat pesawat terbang di bandara. Saya terheran-heran, mengapa pesawat sebesar itu bisa terbang," kata pemuda kelahiran 03 Juni 1996 ini.
![]() |
Akhirnya, dia pun mulai mempelajarinya sedikit demi sedikit. Dia belajar dari internet, majalah hingga buku pelajaran Sekolah Dasar (SD). Termasuk dia mulai cara membuat pesawat dari buku prakarya bagi siswa SD tersebut, yang salah satu babnya membahas membuat model pesawat terbang.
Awalnya Sasando membuat miniatur pesawat dari styrofoam. Sehingga rumah yang ditempati bersama neneknya, penuh. Namun kemudian dia mencoba membuat pesawat yang bisa diterbangkan.
Diakui juga, pembuatan pesawat RC itu tak langsung jadi. Tapi pada awalnya gagal juga. Dia mulai membuat pesawat tersebut di akhir tahun 2017, namun sudah belajar tentang pesawat ini sejak tahun 2011.
"Nggak langsung bisa nerbangin, jadi ada proses gagal. Dari gagal itu saya sempat frustrasi ada, karena yang saya buat juga banyak tapi tidak berhasil. Saya mikir gini, namanya orang sukses itu pasti harus gagal, kalau kita nggak gagal tidak dapat ilmu berarti," imbuh dia.
Sasando yang akrab disapa Ando, terus termotivasi dan mendapat dukungan dari teman-temannya serta komunitas aeromodelling. Akhirnya, kesalahan-kesalahan bisa diketahui dan diperbaiki. Hingga akhirnya saat ini bisa membuat pesawat aeromodelling.
Untuk membuatnya, Ando dan Deni menggunakan styrofoam, kayu lapis dan busa. Sebagian bahan-bahan itu pun merupakan barang bekas. Namun ada juga barang yang dibeli pabrikan, khususnya untuk elektroniknya.
"Yang bisa buat sendiri, kita buat sendiri," ujar dia.
![]() |
Sedangkan model pesawat yang dibuatnya yakni jenisnya aerobatik, trainer dan jet. Pemasarannya, melalui media sosial. Dia memposting karyanya tersebut di media sosial.
"Kita posting di sosial media, menunjukkan hasil karya kita berdua. Biasanya dari situ sudah pada suka dulu. Paling jauh kemarin dari Timika (Papua). Kemudian ada dari Depok kemarin pesawat trainer dengan bentang sayap 2 meter," katanya.
Soal harga, dia mengaku berkisar Rp 600 ribu jika hanya pesawatnya saja. Sedangkan jika komplit berikut remote control, harganya berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta.
Pesawat yang dibuatnya, rata-rata memiliki bentang sayap 120 sentimeter. Namun belum lama ini dia juga membuat pesawat Hercules dengan bentang sayap 3 meter. Kini dirinya sedang mempersiapkan project untuk membuat pesawat Airbus dengan bentang sayap 4 meter.
Kecintaannya pada dunia kedirgantaraan ini, Ando juga telah berhasil menyabet sejumlah juara dalam lomba bidang aeromodelling. Selain itu kini telah menghasilkan pundi-pundi uang yang menjadi lahan usahanya.
Halaman 3 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini