Unik, Upacara Hari Pahlawan di Monumen Yogya Kembali

Unik, Upacara Hari Pahlawan di Monumen Yogya Kembali

Pradito Rida Pertana - detikNews
Minggu, 10 Nov 2019 13:28 WIB
Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
sleman - Puluhan orang melaksanakan upacara peringatan hari pahlawan di Monumen Yogya Kembali (Monjali), Kabupaten Sleman. Selain mengibarkan bendera merah putih raksasa, pengiring lagu Indonesia Raya menggunakan alunan biola yang dimainkan siswa SD yang berdiri di Monumen tersebut.

Ketua Panitia Peringatan Hari Pahlawan di Monjali, Nanang Winarto mengatakan, upacara peringatan hari pahlawan ini berbeda dengan upacara lainnya. Di mana pesertanya melibatkan mahasiswa, pelajar hingga karyawan monjali.

Selain itu, ada pula pengibaran bendera merah putih berukuran 24x18 meter, dan menampilkan permainan biola yang dari seorang siswa SD yang menggelantung di Monjali. Alunan biola itu menjadi pengiring lagu Indonesia Raya saat upacara berlangsung.
Unik, Upacara Hari Pahlawan di Monumen Yogya KembaliFoto: Pradito Rida Pertana/detikcom

"Yang unik pada upacara (hari pahlawan) kali ini, kita melakukan pengibaran raksasa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya diiringi dengan (permainan) biola yang dimainkan Goldy secara menggelantung," katanya saat ditemui di Monjali, Kabupaten Sleman, Minggu (10/11/2019).

Tak hanya Goldy, Nanang menyebut bahwa selain Goldy ada 9 anak dari sanggar biola quinta Yogyakarta yang memainkan biola sebagai pengiring musik Indonesia Raya saat upacara berlangsung. Sembilan anak itu posisinya berada di bawah Goldy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi yang di bawah ada 9 anak (memainkan biola) dari Quinta (sanggar biola quinta Yogyakarta) dan satu (Goldy) di atas, sehingga jumlahnya ada 10. Kenapa 10? Karena bertepatan dengan hari pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November," ujarnya.

Menyoal Goldy yang harus memainkan biola secara menggelantung, Nanang menyebut hal itu untuk menggambarkan rasa heroik para pahlawan saat merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Selain itu, pihaknya ingin memaknai perjuangan para pahlawan dalam pelaksanaan upacara tersebut.

"Kenapa menggelantung? Itu menggambarkan heroik (para pahlawan), karena dulu WR Soepratman pun menciptakan lagu ini ditangkap oleh Belanda. Jadi perlu susah payahlah untuk menciptakan lagu ini, dan kita ingin ada usaha juga dalam mengiringi lagu Indonesia dengan cara menggelantung (memainkan biola dengan menggelantung)," ucapnya.

Nanang menambahkan, dengan adanya upacara peringatan secara unik ini dapat menyedot perhatian masyarakat dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Selain itu agar masyarakat memaknai hari pahlawan.

Sementara itu, pemain biola yang menggelantung di Monjali saat upacara peringatan hari pahlawan, Kimora Goldy Hutabarat (10) mengatakan, bahwa ia senang dan bangga bisa mengiringi lagu Indonesia Raya saat upacara tersebut. Menurut siswa yang duduk di kelas 4 SD ini, menjadi pengiring lagu saat upacara adalah pengalaman pertamanya.

"Ini baru pertama kalinya, tadi saya main biola untuk mengiringi lagu Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta, Indonesia Pusaka, Satu Nusa Satu Bangsa, Tanah Airku dan Bagimu Negeri," katanya.

Siswa SD Kanisius Wirobrajan ini menyebut, bahwa ia tidak mengalami kesulitan saat memainkan biola secara menggelantung di Monjali. Menurutnya, hal itu karena ia suka akan ketinggian.

"Tidak ada kesulitan, saya enjoy saja karena tidak takut ketinggian. Kemarin juga hanya latihan sekali, gladi bersih hari Sabtu (9/11/2019) dan langsung main ini," ucapnya.

"Terus anginnya di atas sama seperti di bawah, jadi tidak ada masalah terkait angin," imbuh Goldy yang telah menekuni permainan biola selama 6 tahun ini.

Halaman 2 dari 2
(bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads