Ada 30 EWS Tanah Longsor di Gunungkidul, 20 di Antaranya Rusak

Ada 30 EWS Tanah Longsor di Gunungkidul, 20 di Antaranya Rusak

Pradito Rida Pertana - detikNews
Rabu, 06 Nov 2019 14:17 WIB
Sirene longsor yang cara kerjanya hampir sama dengan EWS tanah longsor, di Kabupaten Gunungkidul, Rabu (6/11/2019). (Pradito Rida Pertana/detikcom)
Gunungkidul - Menjelang musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul melakukan pengecekan alat sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) tanah longsor di sejumlah titik. Hasilnya, dari 30 EWS yang ada, hanya 10 EWS yang berfungsi.

"Ada 30 titik EWS yang longsor, dan dari informasi teman-teman di lapangan yang melakukan pengecekan ada 10 (EWS) yang masih berfungsi," ucap Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki, saat dihubungi detikcom melalui telepon, Rabu (6/11/2019).

"Artinya, yang 20 itu (EWS) kondisinya ada yang rusak ringan dan rusak berat, itu informasi sementara dari teman-teman di lapangan. Untuk detailnya sendiri belum masuk, karena teman-teman masih melakukan pengecekan di lapangan," sambung Edy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


20 EWS Tanah Longsor di Gunungkidul Tidak BerfungsiKepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki (Pradito Rida Pertana/detikcom)

Edy menyebut 30 EWS itu terpasang di daerah rawan longsor dari Kecamatan Purwosari hingga Kecamatan Semin.

"Yang jelas lokasi yang berpotensi tinggi terjadi tanah longsor itu seperti di (Kecamatan) Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Purwosari. Sehingga EWS-nya terpasang dari Purwosari sampai Semin," ujarnya.

Selain itu, dari hasil pengecekan di lapangan, Edy menuturkan ada beberapa komponen EWS tanah longsor yang hilang. Dari penelusuran petugas, komponen EWS itu ternyata diamankan oleh warga.

"Ada (komponen EWS) yang diambil untuk diamankan. Alasannya, (menara EWS) ambruk, rusak dan itu (komponennya) diamankan ke rumah warga, itu hasil investigasi sementara. Padahal kalau dihitung-hitung nilai jualnya tidak ada itu, misal sirene dan horn (pengeras suara)," katanya.


Edy menerangkan EWS tanah longsor berbentuk seperti menara dengan beberapa sambungan kawat yang ditanam di bawah tanah. Nantinya, jika ada tanah yang bergeser, sirene pada EWS akan berbunyi untuk mengingatkan warga akan adanya bahaya tanah longsor.

Karena pentingnya fungsi EWS, BPBD telah berkoordinasi dengan pemerintah desa (pemdes) yang wilayahnya terpasang EWS. Sebab, perawatan EWS telah menjadi tanggung jawab dari pemdes.

"Sebenarnya EWS itu pembangunannya dari (pemerintah) provinsi dan dihibahkan ke desa. Karena itu, kalau ada kerusakan seperti aki kan bisa dianggarkan dari desa," katanya.

"Dan kalau ada EWS yang rusak, mungkin bisa kami bantu usul ke provinsi, karena kami sendiri anggarannya terbatas (untuk memperbaiki EWS)," imbuh Edy.
Halaman 2 dari 1
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads