"Lama tidak hujan, saat itu siang terjadi hujan, selama satu setengah jam. Sorenya tanah mulai retak. Saat ini, kedalaman retakan diperkirakan 2 meter, dengan lebar lubang 69 cm dan memanjang sekitar 70 meter," ujar Kepala Desa Kebandaran, Sumarto pada detikcom di Desa Kebandaran, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jumat (1/11/2019).
Sumarto menjelaskan bahwa keretakan tanah awalnya tak begitu parah. Namun ukuran retakan tanah ternyata semakin bertambah dari hari ke hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retakan tanah tersebut sudah ditimbun oleh warga, Kamis (31/10).
"Keretakan sudah ditimbun pakai tanah oleh warga dengan gotong royong," kata Sumarto.
Salah seorang warga yang rumahnya berdekatan dengan retakan tanah itu, Tarno mengungkapkan kekhawatirannya.
"Apalagi kan sudah mulai hujan. Kita paling keluar rumah ke depan kalau hujan," ujar Tarno.
Sumarto menambahkan, rumah salah seorang warganya yang bernama Carin sedikit amblas karena retakan tanah.
"Rumahnya Pak Carin ini, retakan dari belakang rumah masuk ke bawah dan di depanya, ada retakan. Jadi agak amblas," jelas Sumarto.
Aparat desa menggerakkan patroli malam, terutama saat hujan turun. Warganya juga diminta segera mengungsi ketika hujan.
Sumarto mengungkap bahwa tanah retak juga pernah terjadi di wilayahnya yakni di bantaran Sungai Layangan pada 2005 silam. Ada 17 rumah warga yang direlokasi melalui program pengadaan rumah warga miskin ke tanah kas desa pada saat itu.
"Untuk yang saat ini, akan kita masukan dalam anggaran 2020," pungkas Sumarto.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini