Cowongan, Tradisi Langka Meminta Hujan di Banjarnegara

Cowongan, Tradisi Langka Meminta Hujan di Banjarnegara

Uje Hartono - detikNews
Rabu, 30 Okt 2019 05:31 WIB
Foto: Uje Hartono/detikcom
Banjarnegara - Sebuah tradisi unik yang dilakukan warga Dusun Semayun, Desa Gentansari, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, saat kemarau panjang. Tradisi tersebut adalah cowongan, yang dimaksudkan untuk memanggil hujan.

Dalam tradisi ini, ada dua perempuan yang bertugas membawa gayung dari batok kelapa berkeliling desa. Batok kelapa tersebut dibalut rapat dengan bunga kemboja.

"Keliling desa ini maksudnya untuk mencari sumber air. Karena tradisi ini memang untuk memanggil hujan," kata sesepuh Desa Gentansari Ismoyo saat ditemui di sela-sela tradisi cowongan, Selasa (29/10/2019) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gayung dengan batok kelapa ini baru berhenti saat menemukan air yang telah disediakan sebelumnya. Uniknya, saat ritual, warga justru lari menghindari cowongan tersebut.


"Jadi nantinya cowongan ini berhenti di tempat khusus yang sudah diberi air. Memang ada mitos kalau terkena cowongan tersebut akan kurang baik. Tapi itu hanya mitos," tuturnya.

Ada dua cowongan yang dibawa keliling desa untuk mencari sumber air. Hanya, hal ini dilakukan bergantian. Sedangkan satu cowongan dibawa perempuan berusia lanjut.

"Kenapa yang membawa itu perempuan berusia lanjut, karena yang dianggap sudah suci atau sudah tidak menstruasi. Jadi yang sudah lanjut usia atau anak kecil sekalian," jelasnya.
Cowongan, ritual memanggil hujanCowongan, ritual memanggil hujan (Uje Hartono/detikcom)

Tradisi ini dilakukan tujuh malam berturut-turut. Biasanya dilakukan saat sudah memasuki musim tanam, namun hujan belum juga turun. Harapannya, dengan tradisi ini, bisa segera turun hujan.



"Tradisi ini tidak dilakukan setiap tahun, hanya kalau terjadi kemarau panjang hingga musim tanam. Terakhir dilakukan pada 2014. Dan dilakukan tujuh malam berturut-turut. Sekarang malam pertama," terangnya.

Salah satu warga Desa Gentansari, Tukijah, mengatakan tradisi ini sudah dilakukan turun-temurun. Ia pun percaya tradisi ini salah satu upaya untuk memanggil hujan.

"Ini tradisi untuk memanggil hujan sejak dulu. Di sini sudah sekitar 6 bulan belum hujan," ujarnya.
Halaman 2 dari 2
(bgk/bgk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads