Even yang digelar di Dusun Ngabean, Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo ini menghadirkan peserta dari berbagai kota di Indonesia. Seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo dan kota lainnya.
Panitia What is Bundengan (WIB) 2019 Luqmanul Chakim mengatakan, peserta event WIB ini diajak untuk melihat langsung tentang konservasi alat musik etnik asal Wonosobo. Apalagi saat ini keberadaan Bundengan nyaris punah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dengan even WIB ini diharapkan mampu mengenalkan alat musik Bundengan kepada generasi muda. Ia menjelaskan, alat musik petik ini awalnya digunakan sebagai penutup kepala. Namun, dengan diberi senar mampu mengeluarkan suara musik komplit seperti gamelan.
"Bundengan ini alat musik petik berbahan alam. Dulunya sebagai penutup kepala agar terlindung dari hujan," terangnya.
Salah satu peserta WIB, Pradna Paramitha, menuturkan keberadaan Ngabean sebagai titik awal kebangkitan alat musik etnik patut didukung. Selain itu ini juga bisa memotivasi desa-desa lainnya untuk bangkit dengan potensinya masing-masing.
"Sayang sekali kalau nantinya Bundengan dilupakan generasi muda bahkan oleh anak-anak di Wonosobo," ujarnya.
![]() |
Bundengan, alat musik tradisional asal Wonosobo ini memiliki keunikan tersendiri. Jika senarnya dilepas, akan berubah fungsi sebagai caping besar yang bisa menutupi hingga badan. Lalu bagaimana cara membuat alat musik Bundengan ini?
Pegiat alat musik Bundengan Luqmanul Chakim membeberakan cara sederhana membuat alat musik berbahan bambu tersebut. Awalnya, menyiapkan potongan bambu dengan berbagai ukuran.
"Pertama siapkan potongan bambu degan ukuran panjang dan pendek. Kemudian dianyam hingga berbentuk tudung yang belakangnya panjang," jelasnya saat ditemui pada even What is Bundengan (WIB) 2019 di Dusun Ngabean, Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo.
![]() |
Tudung dari anyaman bambu tersebut kemudian ditutup dengan slumpring atau pelepah bambu. Untuk merekatkan, pelepah bambu tersebut diikat menggunakan tali dari ijuk.
"Dulunya mungkin hanya ada media slumpring untuk menutup anyaman ini. tetapi sampai sekarang masih digunakan slumpring untuk menutup anyaman kemudian diikat dengan tali ijuk," kata dia.
Di bagian dalam, dibentangkan senar raket untuk menghasilkan bunyi. Namun, dalam senar tersebut diberi carang atau bambu kecil yang berfungsi mengatur nada-nada.
"Sekarang menggunakan senar raket untuk nanti dipetik. Tetapi dulunya mengguakan ijuk. Di tengahnya diberi carang sebagai tuner," terangnya.
![]() |
Untuk pembuatan dengan Bundengan ukuran normal hanya memakan waktu sekitar 4 jam. Bundengan dengan ukuran normal tinggi 1 meter dan lebar 50 centimeter.
"Sebenarnya dulu alat musik ini hanya dinikmati oleh pemetik itu sendiri. Tetapi seiring berjalannya waktu juga bisa digunakan untuk mengiringi lagu. Termasuk untuk mengiringi seni tari lengger," ujarnya.
Halaman 2 dari 3