Hal tersebut terkait dengan kemunculan nama putra Wali Kota Surakarta, Rheo Fernandez, di Pilwalkot Surakarta. Rheo menegaskan tiga kali menolak dicalonkan menjadi anggota DPRD Surakarta.
"Silakan berguru kepada Pak Rudy, di mana anak-anaknya tidak berpolitik, tidak nyaleg saat orang tuanya masih menjabat," kata Farid, salah satu pendukung Achmad Purnomo, saat dihubungi detikcom, Selasa (15/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya pribadi, itu tidak beretika. Kalau di luar Solo, mungkin berbeda, tapi ini di Solo, tempat asal Jokowi," ujar dia.
Farid khawatir, jika putra Presiden Joko Widodo itu terpilih, akan muncul banyak kegaduhan yang terjadi di Solo. Akan banyak masalah nasional yang dibawa-bawa pihak tertentu ke Solo.
"Kalau ini Gibran menjadi Wali Kota Solo, yang notabene anak presiden, saya memperkirakan kegaduhan politik bisa dibawa oleh pihak-pihak yang tidak suka Pak Jokowi ke Solo. Jadi mencari pemantik bukan di Jakarta, tapi di Solo," katanya.
Banyaknya kegaduhan yang muncul kemudian dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan masyarakat. Lebih jauh, hal tersebut bisa menghambat kemajuan kota.
"Akan banyak kelompok yang menggunakan keterkaitan itu untuk membuat kegaduhan, dengan label politik atau agama yang akhirnya membuat tidak nyaman. Kalau mereka demo jalan, macet, banyak berita hoaks dari Solo, seolah-olah Solo itu ribut, jadi menghambat kemajuan," ujarnya.
Simak juga video "Bakal Nyalon Wali Kota Solo, Gibran Titipkan Bisnis ke Kaesang" :
(bai/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini