Lima orang tersebut adalah satu keluarga, yang terdiri dari Sugiono (42), Kriswi Astanti (36), Mohammad Faizal Rifai (20), Febrina Nabylla Putri (2) dan Alisa Sofea Putri (1). Keluarga ini tercatat sebagai warga Kelurahan Mlangsen Rt 1 Rw 1 Kecamatan Blora kota.
Mereka dijemput secara langsung oleh tim dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, dan perwakilan Pemerintah Kabupaten Blora lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indah menyebut pemulangan satu sekeluarga ini merupakan langkah antisipasi keamanan yang diberikan Pemkab Blora kepada warganya yang tinggal di Wamena. Nantinya akan terus dilakukan pendataan terhadap warga Blora yang saat ini masih tinggal di Wamena untuk difasilitasi pemulangannya.
"Kita terus berkoordinasi dengan Pemprov Papua dan Komandan Yonif Raider 751/Wamena apabila ada warga yang ingin dipulangkan lagi," jelasnya.
Diwawancara terpisah, Sugiono mengaku ia bersama dengan keluarganya tinggal di Wamena untuk bekerja. Ia mengaku sangat khawatir dengan keselamatan keluarganya ketika kerusuhan terjadi di Wamena, sehingga memilih untuk mengungsi kemudian pulang ke Blora.
"Semua barang dan rumah kami tinggalkan begitu saja saat kerusuhan yang kejam itu terjadi. Awalnya istri dan anak-anak saya yang diungsikan dahulu ke Markas Yonif, baru saya menyusul dan bersama-sama menuju Jayapura. Setidaknya ada dua minggu kami mengungsi sebelum terbang ke Surabaya dan pulang ke Blora," katanya saat ditemui wartawan di rumahnya.
Saksi Mata: Kerusuhan Picu Gelombang Eksodus di Wamena
Halaman 2 dari 2











































