"Kita dari dinas sudah menghimbau kepada semua siswa SMP melalui kepala sekolah untuk mengantisipasi para siswa terlibat aksi demo. Mereka agar fokus belajar di sekolah masing-masing dan tidak perlu terprovokasi mengikuti kegiatan demo dan bentuk lainnya," tandas Tahroni, Kamis (26/9/2019) siang di kantornya.
Pengawasan siswa tersebut, lanjutnya, bisa dilakukan dengan memberikan pengarahan agar mereka tidak terpengaruh ajakan-ajakan yang bersifat provokatif. Termasuk ajakan demo, baik yang disebar melalui mulut ke mulut maupun via pesan singkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tahroni, pesan WA itu, dipastikan diterima siswa saat berada di luar sekolah. Karena selama ini Disdikpora Brebes sudah menerapkan aturan agar siswa tidak membawa HP saat kegiatan belajar di sekolah.
"Kalau HP sudah kita larang jauh-jauh hari melalui Perda Pendidikan. Jadi tidak mungkin mereka menerima pesan itu saat berada di lingkungan sekolah," terangnya.
Tahroni melanjutkan agar tak ada lagi siswa sekolah ikut demo, perlu peran serta orang tua dalam pengawasan terhadap anak-anaknya. Menurutnya para siswa ini lebih banyak memiliki waktu bersama keluarga dibanding waktu di sekolah.
"Orang tua juga perlu aktif mengawasi. Kalau misalnya ada kegiatan lain setelah pulang sekolah, harus ditanya dulu anaknya," kata Tahroni.
Seperti diketahui, puluhan siswa setingkat SMP di Brebes, terlibat dalam aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD, Rabu (25/9). Mereka berasal dari beberapa SMP baik negeri maupum swasta di Brebes.
Para siswa ini mengaku, ikut berunjuk rasa karena ada ajakan dari teman-teman lain melalui aplikasi pesan singkat.
Simak Video "Usai Ricuh Demo, Anies Minta Kepsek Pantau Keberadaan Siswanya"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini