"Sempat kita duga dia yang provokasi. Satu orang. Tapi kita lepas lagi," ujar Andy, Selasa (24/9/2019).
Polisi juga mengidentifikasi adanya demonstran yang bukan berasal dari mahasiswa. Merekalah yang diduga memprovokasi mahasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita identifikasi ada (provokator) yang bukan mahasiswa. Kita konsolidasi dari mahasiswa, karena ada provokator yang berusaha masuk mencoba memperburuk situasi," ujarnya.
Selain itu, polisi menemukan botol berisi bensin dalam mobil yang digunakan untuk berorasi.
"Ada bensin yang kami temukan. Jadi diduga memang mereka berencana membuat kericuhan," tuturnya.
Dalam kesempatan ini Andy menjelaskan kericuhan berawal dari lemparan botol air mineral dan batu dari arah massa. Polisi kemudian terpaksa memukul mundur massa.
"Ada provokasi dari massa yang melempar botol air mineral maupun batu. Dari situ kita berupaya menertibkan dan berupaya mendorong, karena sudah ada provokator yang memperburuk suasana," kata Andy.
Polisi dan anggota DPRD Surakarta sebelumnya mengajak berdialog dengan perwakilan demonstran. Namun beberapa orator yang berada di atas mobil komando meneriakkan penolakan.
"Tadi sudah kita atur perwakilan yang hadir dalam gedung DPRD untuk memilih perwakilannya. Kapasitas gedung DPR kan terbatas. Tapi, dalam negosiasi ini, teman-teman mahasiswa tidak menunjuk perwakilan, malah ada provokasi," katanya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini