"Ini sambil kita lihat opsi opsi yang lain bagaimana penanganannya, karena ini sifatnya sudah beberapa Kabupaten. Apabila memungkinkan kita lebih tingkatkan pakai water bombing, kemungkinan, tapi masih kita evaluasi sampai dengan hari ini," kata Komandan Operasi Lapangan Karhutla Gunung Slamet, yang juga Dandim 0701/Banyumas, Letkol Inf. Candra, S kepada wartawan, Senin (23/9/2019).
Dia mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mengandalkan penanganan kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet menggunakan fisik dari para personel seperti TNI Polri dan relawan. Bahkan hingga saat ini ada dua tim masih melakukan pemadaman 5 titik api di wilayah Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Banyumas.
Meskipun demikian, pihaknya juga telah meninjau dua alternatif penyediaan air jika memang memungkinkan untuk dilakukan water bombing pada kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet. Dua sumber air tersebut berada di Waduk Penjalin Brebes dan embung yang ada di sekitar lereng gunung.
Berdasarkan data perkembangan kebakaran hutan pada pukul 15.05 WIB mengebut jika tim 5 melihat satu titik api berada 300 derajat di Pos 4 jalur pendakian Gunung Slamet melalui Baturraden. Api terlihat di dua punggungan mengarah ke utara.
Pada pukul 10.00 WIB, Tim 5 melihat 5 titik api dengan ketinggian 250° dengan jarak 500-600 m dari titik dilembah saat berada di koordinat 7°15'14,9" LS dan 109°11'59,6" BT.
Posisi api berada disebelah barat diatas jalur Baturraden lama, dan titik api yang paling terbesar berada di koordinat 260 derajat.
Simak juga video "BNPB Curhat Sulitnya Atasi Karhutla di Beberapa Wilayah Indonesia":
(arb/bgk)