Hingga siang tadi terdapat tujuh hotspot atau titik api yang cukup besar dan tersebar di tiga kabupaten itu. Kawasan yang terbakar pun semakin luas.
"Luasan kawasan yang terbakar saat ini masih kita data. Luasan yang terbakar masih diperkirakan kurang lebih 225 hektare, tersebar di tujuh hotspot itu," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Junita Parjanti, saat ditemui di kantornya di Boyolali, Jumat (13/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kawasan yang terbakar vegetasinya berupa semak belukar dan tumbuhan bawah. Namun demikian terdapat sejumlah tanaman keras yang juga ikut terbakar, antara lain akasia dekoren dan puspa.
Menurut Junita, kawasan yang terbakar masih berada di sisi atas dan jauh dari pemukiman penduduk. Titik api dari desa paling atas perjalanan jalan kaki masih sekitar 5 jam.
Diketahui, kebakaran yang melanda kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, titik api awalnya terpantau pada Rabu (11/9/2019) malam di wilayah Dusun Malang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Api terus membesar dan menjalar ke arah timur dan utara.
Upaya pemadaman terkendala sejumlah hal. Antara lain cuaca saat ini yang sangat panas dan vegetasi yang terbakar berupa semak belukar dan tumbuhan bawah. Kemudian angin kencang membuat kobaran api semakin membesar dan mudah menjalar.
"Topografinya sangat sulit. Dari desa terakhir menuju titik api itu 5 jam jalan dan itu ada jurang, ada tebing, ada bukit," jelas Junita.
Namun demikian upaya pemadaman secara manual tetap terus dilakukan oleh tim gabungan, yaitu dari BTNGMb, relawan, muspika di wilayah setempat, TNI/Polri, mapala dan masyarakat sekitar. Dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi juga ikut naik membantu upaya pemadaman kebakaran di Gunung Merbabu. (skm/skm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini