Salah seorang warga, Lagiono, mengatakan kondisi sungai Bengawan Solo yang menghitam itu sudah terjadi sejak 4 hari terakhir ini. Namun, paling parah terjadi mulai 2 hari yang lalu hingga saat ini. Kondisi tersebut menurutnya cukup mengganggu aktifitas warga.
"Ya jelas mengganggu, biasanya kan ini buat mandi warga, tapi warnanya hitam seperti ini jadi warga takut kalau kena gatal-gatal. Sekitar 4 hari kondisinya begini," katanya saat ditemui detikcom, Kamis (12/9/19).
![]() |
Warga lainnya, Rudi, mengakui kondisi menghitamnya aliran sungai Bengawan Solo di wilayah Cepu memang kerap terjadi utamanya saat tiba musim kemarau. Hanya saja, saat ini kondisinya yang dinilai paling parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora, Dewi Tejowati menengarai kondisi itu akibat pencemaran yang terjadi di hulu. Sebab, di wilayah Cepu yang merupakan hilir, tidak ada industri ataupun aktivitas yang ditengarai menimbulkan limbah.
"Diperkirakan dari hulu, karena yang berada di wilayah kami di hilir tidak ada industri yang cukup besar yang membuang limbah ke sungai.
![]() |
Baca juga: Melihat Pencemaran Parah di Bengawan Solo |
Dewi mengaku pihak DLH Kabupaten Blora telah melaporkan kondisi tersebut kepada DLH Provinsi Jateng untuk membantu menyelidiki penyebab tercemarnya aliran sungai Bengawan Solo itu.
"Dari mana (sumber pencemaran), kami belum tahu, itu tugas DLH Propinsi. Kita sudah layangkan surat, kita nanti tinggal tagih saja apa sudah divalidasi ke lapangan apa belum," katanya.
Tonton video WWF Indonesia Apresiasi Gerakan Milenial Anti Plastik:
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini