Aksi tersebut diinisiasi oleh BEM UNS di Boulevard UNS, Selasa (10/9/2019). Satu per satu mahasiswa menyampaikan aspirasinya terkait penegakan hukum dan HAM yang lemah.
Mereka menyebut pemerintah gagal dalam mengusut kasus-kasus HAM yang pernah terjadi. Dalam bulan September saja, mereka mencatat ada beberapa kejadian yang terus diperingati, antara lain tragedi Tanjung Priok, Munir, Semanggi II hingga G30S/PKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator lapangan, Muhammad Rizki Almalik, mengatakan acara tersebut digelar sebagai bentuk pengingat tentang peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM.
"Dengan ini kita merawat ingatan, menolak lupa terhadap masa lalu, HAM kelam yang seharusnya diseriusi pemerintah," kata Rizki.
Dalam kasus pembunuhan Munir pada 7 September 2004 lalu, dia menduga ada hal-hal yang sengaja disembunyikan. Buktinya, sampai saat ini pemerintah belum menemukan aktor intelektualnya.
"Memang pelaku lapangannya sudah ditangkap, Pollycarpus. Tapi aktor di balik itu masih tanda tanya," katanya.
Kepada Presiden Joko Widodo, mahasiswa meminta agar pemerintah lebih serius menangani masalah HAM. Apalagi hal tersebut merupakan janji Jokowi sebelum menjabat sebagai presiden.
"Banyak masalah HAM dan pemerintah tidak serius. Janji lima tahun lalu belum selesai. Sekarang diberi kesempatan lagi harusnya bisa dituntaskan," ungkap dia. (bai/sip)











































