Polemik Audisi Badminton PB Djarum, Eks Komisioner KPAI: 'Bangsa Keblinger'

Polemik Audisi Badminton PB Djarum, Eks Komisioner KPAI: 'Bangsa Keblinger'

Uje Hartono - detikNews
Senin, 09 Sep 2019 15:17 WIB
Mantan Komisioner KPAI periode 2007-2010, Hadi Supeno. -- Foto: Istimewa
Banjarnegara - KPAI menjadi perbincangan menyusul polemik audisi umum pencarian bakat badminton yang digelar PB Djarum Kudus. Mantan Komisioner KPAI periode 2007-2010, Hadi Supeno, menyayangkan sikap yang terkesan menyalahkan KPAI.

"Di semua negara maju, rokok ditolak menjadi sponsor. Di Indonesia malah para pelaku olahraga yang mengejar. Ketika KPAI mengingatkan justru disalahkan, ini namanya bangsa keblinger," ujarnya saat dihubungi detikcom, Senin (9/9/2019).


Menurut dia, langkah yang dilakukan KPAI saat ini sudah benar. Mestinya saat ini masyarakat mendukung langkah KPAI. Sebab KPAI sudah melakukan fungsi pengawasan atas dugaan eksploitasi anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masyarakat harus memberi dukungan luas. Yang dilakukan KPAI sudah benar. Yakni sudah melakukan fungsi pengawasan atas dugaan eksploitasi anak," katanya

Supeno melihat sikap yang dilakukan KPAI ini sudah sesuai dengan aturan. Dalam undang-undang disebutkan larangan melibatkan anak dalam kampanye rokok.

"Selain rokok, seperti halnya melarang anak dalam perjudian, narkoba, politik, perang dan sebagainya," terangnya.


Untuk menyikapi polemik ini, mantan Wakil Bupati Banjarnegara ini menyampaikan saran. Yakni tetap melakukan penjaringan bibit tanpa embel-embel promosi. Misalnya, tidak ada jersey anak bertuliskan merek rokok.

"Dan kalau PB Djarum sudah melakukan ini, berarti sudah ada jalan tengah. Artinya antara KPAI dan PB Djarum sudah tidak perlu bertemu. Yang penting ketentuan perlindungan anak sudah disuarakan," kata dia.




Simak juga video Audisi Bulutangkis PB Djarum Dihentikan Mulai 2020:

[Gambas:Video 20detik]

(skm/skm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads