Ada tiga program unggulan yang dimiliki Mangkubumen, yaitu Mpok Sinah Klamben (Kelompok Seni dan Usaha Menengah Kelurahan Mangkubumen), Mangku Lawren (Mangkubumen Lawan Rentenir), dan Mangku Dolah (Mangkubumen Dolanan Bocah).
Lurah Mangkubumen Beni Supartono Putro mengaku memanfaatkan pusat kegiatan warga yang bernama Sasana Krida Warga Mangkubumen. Di situlah kebanyakan program kelurahan dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap hari warga itu mengadakan pentas seni, seperti keroncongan atau tembang kenangan di Sasana Krida Warga. Warga kami juga dipersilakan berjualan di situ," kata Beni saat dihubungi detikcom, Jumat (16/8/2019).
Beni juga menggratiskan Sasana Krida Warga untuk segala jenis kegiatan demi menggerakkan perekonomian warga. Caranya, penyewa harus memakai jasa anggota Mpok Sinah Klamben.
"Misal resepsi pernikahan, kami gratiskan asalkan pakai katering dan rias dari Mpok Sinah Klamben," katanya.
Kemudian program Mangku Lawren dijalankan untuk membantu masyarakat yang terjerat utang rentenir. Kelurahan secara cuma-cuma membayarkan utang warganya.
"Kami bekerja sama dengan Baznas dan warga yang ikhlas bersedekah. Awalnya cuma lima orang yang kami bayar, sekarang sudah 28 orang," ujarnya.
Warga terjerat utang tersebut kemudian diedukasi agar tidak kembali berurusan dengan rentenir. Mereka juga diminta berinfak secara rutin dengan nilai nominal uang seikhlasnya.
"Kami kalau membayarkan utang itu langsung ke rentenirnya sambil mengingatkan agar dia jangan berani lagi beroperasi di Mangkubumen," katanya.
Sedangkan program ketiga ialah Mangku Dolah, yakni membudayakan kembali permainan tradisional. Hal itu diawali dari kekhawatiran orang tua yang melihat anaknya kecanduan gawai.
"Sekitar dua minggu sekali kita ajak anak-anak bermain di Sasana Krida Warga. Saya ajari bermain dakon, gobak sodor, sampai saya buatkan lomba berhadiah agar anak-anak bersosialisasi dengan teman," ungkap dia.
Beni mengatakan tiga program tersebut adalah salah satu kriteria yang menarik perhatian tim penilai. Namun selain itu, keberhasilan memberdayakan warga juga mendapatkan apresiasi positif.
"Ini lomba tingkat nasional yang mencakup semua aspek, bukan hanya masalah ekonomi, kesehatan, tapi semuanya. Jadi ini adalah kompetisi antarkelurahan yang tertinggi di Indonesia," ujarnya.
Pemenang ditetapkan pada Kamis (15/8) malam di Hotel Discovery Ancol, Jakarta. Penghargaan diterima oleh Beni Supartono Putro dalam acara Temu Karya Nasional dan Pekan Inovasi Perkembangan Desa dan Kelurahan Tahun 2019. (bai/sip)