Kompak mengenakan baju warna putih, warga Desa Gondang, Kecamatan Watumalang, Wonosobo ini membawa uang koin ke BNI cabang Wonosobo. Uang pecahan Rp 100, Rp 200 hingga Rp 500 ini dibungkus rapi dengan menggunakan plastik.
"Setiap Rp 100 ribu kami jadikan satu plastik, kemudian dari Rp 100 ribu kami jadikan satu dalam plastik yang lebih besar sampai Rp 1 juta," kata Choirul Anwar saat ditemui di BNI cabang Wonosobo, Jumat (16/8/2019).
![]() |
Sebelumnya, pasangan suami istri ini sudah membawa uang koin milik mereka. Namun, untuk memudahkan, mereka diminta untuk merapikan uang koin tersebut per Rp 100 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk mendaftar haji istrinya, uang koin ini dikumpulkan sejak tahun 2015 lalu. Uang koin ini didapat dari hasil kembalian tempat usaha laundry dan jasa membersihkan toilet.
"Setiap hari disisihkan, tetapi khusus uang koin. Jadi ada yang disimpan di plastik setelah penuh ditali, ada yang di koper, tas. Nah kemarin mulai dihitung ternyata sudah bisa digunakan untuk mendaftar ibadah haji," terangnya.
Sedangkan uang koin yang digunakan untuk daftar haji dirinya pada tahun 2015 lalu, dikumpulkan dari uang jajan sekolah. Hal ini mulai dilakukan sejak kelas 4 SD hingga uang koin bisa terkumpul untuk daftar ibadah haji.
"Saya memang sengaja mengumpulkan uang koin. Karena kalau uang kertas rasanya ingin digunakan. Beda dengan uang koin, membawanya saja sudah berat jadi tabungannya utuh tidak terpakai untuk kebutuhan lain," kata dia.
![]() |
Bahkan, hasil tabungan koin miliknya merupakan modal usaha yang ia geluti saat ini. Saat masih duduk di bangku SMP, Choirul Anwar menabung uang koin hingga mampu membeli dua ekor kambing.
"Saat itu sampai Rp 900 ribu lebih. Dan akhirnya bisa digunakan untuk membeli kambing, dan kambing terus bertambah. Ini menjadi modal untuk usaha-usaha yang lainnya," tuturnya.
Kenapa Air Zamzam Begitu Spesial?:
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini