Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul Bobot Ariffi Aidin mengatakan runtuhnya atap sisi utara Pendopo Paramsaya terjadi sekitar pukul 12.00 WIB tadi. Beruntung, saat atap runtuh, tidak ada kegiatan di pendapa tersebut, sehingga tidak menimbulkan korban.
"Perkiraan sementara, umur bangunan hampir 25 tahun. Yang kedua, seperti yang kita lihat bersama, ada kelelawar yang bersarang (di atap Pendopo Paramsaya) dan jumlahnya banyak sekali, ratusan, bahkan sampai ribuan," katanya saat ditemui wartawan di sekitar Pendopo Paramsaya, Rabu (14/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Permasalahannya ada kotoran (kelelawar), baik padat maupun cair. Barangkali itu yang memicu besi korosi dan kayunya jadi lapuk," jelasnya.
Terkait pemeliharaan Pendopo Paramsaya, Bobot menyebut rutin dilakukan setiap tahun.
"Pemeliharaan sudah rutin setiap tahun, dan pembersihan kotoran kelelawar itu juga sudah dilakukan secara rutin oleh teman-teman bagian umum," ucapnya.
Ditambahkannya, pihaknya kini langsung memperbaiki atap bangunan tersebut, sehingga untuk sementara pendapa tidak bisa digunakan.
"Sementara ya (ditutup), karena kan belum tahu konstruksi lainnya gimana. Selain itu, penutupan sementara ini agar tidak ada yang melintas di sekitar pendopo," ucapnya.
"Baru nanti setelah diperbaiki, (pendapa) bisa digunakan kembali," sambungnya.
Sementara itu, Bupati Bantul Suharsono telah meminta DPUPKP Bantul bergerak cepat untuk memperbaiki atap Pendopo Paramsaya. Bahkan Suharsono meminta seluruh konstruksi kayu di bagian atap diganti.
"Jika memang harus diganti semua (kayu pada atap), ya langsung diganti. Kayunya juga harus yang bagus, seperti kayu jati, biar lebih kuat dan awet," ucapnya. (skm/skm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini