"Sedih," kata Siti Wakidah, ditemui usai menjalani rekonstruksi di kampung tempat tinggalnya, Dukuh Tanduk, Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Boyolali, Selasa (13/8/2019).
Namun, nasi sudah menjadi bubur dan tak mungkin kembali lagi. Kini, Siti Wakidah alias Ida harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di muka hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku, tak ada niatan untuk membunuh anak laki-lakinya tersebut. Penganiayaan dilakukan tak bermaksud hingga membuat korban meninggal dunia.
"Nggak sengaja," katanya.
Penganiayaan dilakukan karena anaknya tersebut karena nakal. Ketika ditanya nakalnya karena apa?
"Ya biasa, anak-anak," imbuh dia.
Namun dia juga mengaku, nakalnya anaknya itu karena sedang tidak enak badan.
Siti Wakidah hari ini tadi menjalani rekonstruksi tentang kasus yang dilakukannya. Reka ulang dilaksanakan di rumah yang ditempati tersangka bersama keluarganya tersebut di Dukuh Tanduk, Desa Tanduk, Kecamatan Ampel. Rekonstruksi itu pun menjadi perhatian puluhan warga setempat dan dijaga aparat dari Polres dan Kodim Boyolali.
Tersangka memperragakan 23 adegan. Mulai dari ketika mencubiti korban yang terjadi pada Senin (8/7/2019) hingga berlanjut di hari-hari berikutnya. Puncaknya pada Rabu (10/7/2019) malam, tersangka menganiaya korban dan membenturkan kepalanya ke Almari. Hingga akhirnya pada Kamis (11/7/2019) siang, korban diketahui sudah meninggal dunia. (sip/sip)











































