"Kita tunggu saja kabar baiknya, tapi sebenarnya sudah ada (pembicaraan) kemarin pascaperingatan 40 hari wafatnya Bu Ani (Ani Yudhoyono), dan kami memang kecenderungannya mengarah kepada mendukung pemerintahan yang terpilih," katanya usai menghadiri Diskusi Publik bertema 'Teknologi Informasi dan Komunikasi Bagi Generasi Milenial' di Hotel Ros-In, Bantul, Selasa (13/8/2019).
"Karena bagaimanapun juga pemerintahan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin yang insyaallah dilantik 20 Oktober besok sudah sah secara hukum di kita, karena Mahkamah Konstitusi juga menolak gugatan dari Pak Prabowo," sambung Roy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan saya kita tetap kritis, karena suara beliau (Jokowi-Ma'ruf) kan setengah lebih sedikit. Artinya ada setengah kurang yang belum pilih Pak Jokowi, jadi ini yang harus diayomi dengan sangat baik dan jangan sampai kemudian tidak terakomodir," ucapnya.
"Dan fungsi (Partai) Demokrat adalah sebagai perekat agar yang tadinya, katakanlah mau jadi oposisi ya tidak apa-apa, oposisi bagus. Tapi akan lebih bagus lagi kalau antara oposisi dan pendukung pemerintah bisa berkolaborasi, berkolaborasi tidak mesti bersinergi," lanjut Roy.
Sementara terkait kemungkinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjabat menteri pada pemerintahan jilid 2 Jokowi, Roy menyebut hal itu sepenuhnya di tangan presiden. Namun, jika Jokowi menghendaki maka ia menyebut bahwa AHY adalah kader Demokrat yang paling pantas menjadi menteri.
"Semua tergantung ke Pak Jokowi, kita tidak mungkin mengajukan tanpa lihat kemungkinan di sana. Tapi kalau ditanya apakah AHY siap? Insyaallah siap, karena dari sisi pendidikan dan integritas insyaallah tidak mengecewakan," ucapnya. (skm/skm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini