Salon Kambing di Purworejo Laris Manis, Bisa Creambath dan Rebonding!

Salon Kambing di Purworejo Laris Manis, Bisa Creambath dan Rebonding!

Rinto Heksantoro - detikNews
Kamis, 08 Agu 2019 13:24 WIB
Salon kambing di Purworejo (Rinto Heksantoro/detikcom)
Purworejo - Lesunya daya beli hewan kurban membuat para pedagang merugi. Agar kambing terlihat lebih gagah, bersih, sehat, dan cepat laku, para pedagang kambing di Purworejo, Jawa Tengah, menggunakan jasa salon kambing.

"Iya, ini saya bawa ke salon biar cepat laku. Dari tadi sudah saya tawarkan muter-muter belum laku. Semoga habis ini bisa langsung laku. Sekarang ini pembelinya sedikit, tapi yang jual banyak banget," kata salah seorang penjual kambing, Amat Jadi (37), ketika ditemui detikcom setelah membawa kambingnya ke salon, Kamis (8/8/2019).

Setelah nyalon, hewan kurban terlihat lebih gagah, bersih, sehat, dan diharapkan bisa cepat laku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pemilik salon kambing, Saryono (48), menambahkan, sejak pagi hari tadi, sudah tak terhitung berapa kambing yang dibawa pemiliknya untuk mendapat perawatan di salonnya. Salon Saryono, yang berada di ujung barat Pasar Hewan Batoh, Kecamatan Bayan, ini kebanjiran pelanggan.

Salon kambing di Purworejo.Salon kambing di Purworejo. (Rinto Heksantoro/detikcom)

Berbagai perawatan kambing tersedia di salon ini. Tarif yang ditawarkan dalam sekali perawatan pun bervariatif. Pelanggan bisa memilih paket ekonomi hingga paket komplet.

"Perawatannya mulai kuku, tanduk, cukur bulu, rebonding, ada creambath juga. Tergantung permintaan pelanggan, Mas, kambingnya mau dirawat apanya. Kalau yang biasa Rp 20 ribu. Kalau paket komplet ya tarifnya Rp 50 ribu," tuturnya.

Selain mangkal di pasar hewan, Saryono membuka salon khusus kambing ini di rumah. Ia pun menerima jasa panggilan hingga ke luar kota jika ada pelanggan yang meminta.

Ribuan pedagang hewan kurban musiman membanjiri pasar hewan Batoh, yang merupakan pasar hewan terbesar di Purworejo. Karena jumlah pedagang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pembeli, hewan kurban pun banyak yang tidak laku. Selain kebanjiran pedagang, faktor ekonomi dianggap menjadi pemicu lesunya daya beli sehingga pedagang merugi.

"Omzetnya turun, Mas. Sepi pembeli, rata-rata rugi 20 persen, beda dengan tahun lalu. Kalau tahun lalu laris manis," kata pedagang kambing Anton (59) ketika ditemui detikcom sambil menawarkan kambingnya, Kamis (8/8/2019).



Showroom Unik di Ponorogo, Kambing Kurban Dimanjakan Bagai di Salon:

[Gambas:Video 20detik]

(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads