Para pedagang hewan kurban memenuhi pasar hewan Batoh, Kecamatan Bayan, pada Kamis (8/8/2019). Keramaian pasar tidak seperti hari biasanya. Peningkatan jumlah pedagang musiman terlihat jelas dibanding hari-hari biasa.
Pedagang musiman yang sejak pagi membanjiri pasar itu tampak sibuk lalu lalang menawarkan hewan bawaan yang hendak dijual. Pada hari pasaran hewan biasa, jumlah pedagang tak lebih dari 500 orang. Namun, menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini, jumlah pedagang musiman yang berjubel tak kurang dari 2.000 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jumlah pedagang yang membeludak itu dirasakan bahkan seperti melebihi jumlah peminat atau calon pembeli. Karena itu, para pedagang mengeluhkan berkurangnya pendapatan.
Selain kebanjiran pedagang, faktor ekonomi dianggap menjadi pemicu lesunya daya beli. "Rata-rata kambing harganya Rp 2,5-3 juta. Harga di atas Rp 3 juta nggak laku. Ini saja baru laku satu. Benar-benar sepi pembeli, beda dengan tahun lalu, yang sampai kekurangan dagangan," lanjutnya.
Hal yang tak jauh beda juga diungkapkan oleh Giman (50), salah satu pedagang sapi. Agar diminati pembeli, harga sapi dagangannya pun harus diturunkan sehingga ia pun harus merugi.
"Sapi saya jual dari harga Rp 18 juta sampai Rp 23 juta, tapi ini sepi. Ramai tahun lalu. Biar laku, ada sapi yang harganya diturunkan. Mudah-mudahan sapi lain bisa dijual dengan harga tinggi untuk nutup kerugian yang lain," tutur Giman, pedagang yang lain.
![]() |
Sementara itu, seorang pembeli hewan kurban, Fajar (40), mengaku memilih membeli sapi daripada kambing. Selain lebih ekonomis, daging sapi juga lebih diminati daripada daging kambing.
"Harga kambing hitungannya lebih mahal. Kurban sapi bisa buat bertujuh, kalau dihitung-hitung ketemunya lebih murah. Dapat dagingnya juga lebih banyak. Banyak juga yang suka daging sapi daripada daging kambing," ucap Fajar.
Tonton video Showroom Unik di Ponorogo, Kambing Kurban Dimanjakan Bagai di Salon:
(mbr/mbr)