SMAN SBBS Gemolong dinilai memiliki fasilitas dan sarana prasarana yang mumpuni, namun tak lagi digunakan sejak sekolah tersebut ditutup 2017 lalu. Di saat yang sama, sejak diberlakukannya kebijakan zonasi, para lulusan SMP di wilayah Gemolong justru kesulitan mendapatkan sekolah yang dekat.
"Bayangkan saja, hanya ada tiga SMA di wilayah Gemolong. Sementara jumlah SMP mencapai 34 sekolah. Dampaknya anak-anak kami terpaksa sekolah di tempat yang jauh," ujar Ketua Komite SMAN SBBS Gemolong, Agung Purnomo saat dihubungi detikcom, Selasa (6/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada dasarnya yang kami inginkan hanya dibangun SMA baru. Baik meneruskan SMA SBBS ataupun mendirikan (sekolah) baru, kami serahkan kebijakan pihak berwenang," tegas Agung.
![]() |
Senada, salah satu mantan wali murid SBBS, Rus Utaryono berharap dinas kabupaten dan provinsi segera merealisasikan desakan warga untuk menghidupkan kembali SMA SBBS. Hal ini sangat diperlukan terlebih dengan diberlakukannya sistem zonasi.
"Jika regulasi saat ini menyulitkan untuk mendirikan sekolah berstandar internasional, pilihan yang paling mungkin adalah menghidupkan SBBS sebagai SMA reguler," kata Rus.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Suwardi, mengaku mendukung wacana pendirian SMA di wilayah Gemolong. Hal tersebut sesuai dengan kebutuhan saat ini. Sebab jumlah lulusan SMP/MTs tidak sebanding dengan jumlah SMA negeri.
Namun, lanjut Suwardi, kondisi terkini di lapangan perlu dipahami terlebih dahulu. Fasilitas dan gedungnya SBBS sebenarnya tidak mangkrak, justru saat ini digunakan untuk pengembangan TK, SD dan SMP.
"Untuk sekolah dasar saja kita sudah punya 13 rombel. SMP juga semakin berkembang, tentu saja sangat memerlukan sarana baru, termasuk menggunakan ruangan bekas SMA SBBS" ujar Suwardi.
Jika nantinya akan didirikan SMA baru, pihaknya mempersilakan dengan menyesuaikan kondisi di lapangan. Bisa saja sekolah didirikan di kompleks SBBS, ataupun mencari tanah lain.
"Seluruhnya kewenangan provinsi, kita hanya bisa mendukung dengan memperhatikan kondisi yang ada," terangnya.
Perlu diketahui, SMAN Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) Gemolong menjadi sekolah favorit di awal pendiriannya. Sekolah yang mulai dibuka tahu 2008 ini ditutup Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud per 7 Desember 2017, meninggalkan aset pendidikan berupa belasan ruang kelas dan ruang laboratorium.
SBBS Gemolong sempat menjalin kerjasama dengan lembaga asing asal Turki, Pasific Countries Social and Economic Solidarity (Pasiad). Kerjasama ini berakhir sejak terjadi kisruh politik di Turki. Pasiad dituding pemerintah Presiden Erdogan, berafiliasi dengan kelompok pelaku aksi kudeta militer di Turki 2016 silam.
Tonton video Jual Beli KK Demi Masuk Sekolah:
(bgk/bgs)