Pengajar Pedalangan di ISI Yogyakarta, Ki Udreka, punya pandangan tersendiri mengenai pemilihan tema Kresno Jumeneng Ratu. Menurutnya tema tersebut kurang pas apabila mengisahkan Kresna yang menjadi raja di Mathura atau Mandura.
"Kalau pribadi saya itu kok rasanya kurang pas kalau Kresno dadi ratu (Kresna menjadi raja), kalau yang dimaksud Kresno yang dari Mandura itu," ujar Udreka saat ditemui detikcom di kediamannya di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Jumat (2/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lakon Kresna sendiri menurutnya mengandung banyak interpretasi. Kresna yang dimaksud bisa berupa lakon yang menjadi raja setelah berebut kekuasaan, atau Kresna yang menjadi raja di Dwarawati setelah mendapatkan Dewi Setiyaboma.
Dikisahkan, Kresna berhasil menjadi raja di Dwarawati setelah mengalahkan raksasa bernama Yudakalokresna. Sedangkan Kresna muda bernama Narayana terpaksa menghadapi Yudakalokresno karena yang bersangkutan juga menginginkan Dewi Setiyaboma.
"Akhirnya Yudakalokresno mati, maka negara Dwarawati itu nanti diberikan kepada Si Narayana. Mungkin yang akan (dikisahkan) oleh Pak Manteb itu. Karena di pedalangan 'Kresno dadi ratu' yang kerap itu," ucap pria yang juga seorang pedalang ini.
Namun Udreka memiliki catatan tersendiri mengenai tema 'Kresno Jumeneng Ratu' yang akan dipentaskan malam nanti. Menurutnya, tema itu kurang pas apabila dimaksudkan untuk menggambarkan sosok Jokowi yang kembali melenggang ke Istana.
"Kalau dalam konteks wayang itu (Kresno Jumeneng Ratu dalam lakon Bedah Dwarawati) kan Kresno durung duwe opo-opo terus ono negoro (dikisahkan Kresna belum punya apa-apa, tapi sudah ada negri yakni Dwarawati)," tutur Ketua I PEPADI DIY periode 2019-2024 ini.
Udreka lebih sepakat apabila sosok yang dikisahkan malam nanti adalah Kresna Dwipayana. Alasannya, kata Udreka, pribadi Jokowi tidak jauh berbeda dengan tokoh pewayangan Resi Abyasa yang kemudian bergelar Prabu Krisna Dwipayana.
"(Kisah) Kresna Dwipayana itu kan sebelumnya negara sudah ada, dan itu dipunyai oleh bapaknya, sebelumnya memang sudah. Waktu itu Kresna Dwipayana menjadi raja melalui proses yang luar biasa, berangkat dari keprihatinan, tapa brata neng alas," sebutnya.
Terlepas dari itu, Udreka mengapresiasi pementasan wayang kulit 'Kresno Jumeneng Ratu' di Istana malam nanti. Ia menilai tema yang diangkat Istana bukan untuk menyindir atau menyudutkan lawan politik Jokowi, melainkan sebaliknya.
"Pak Jokowi itu sosok yang selalu tidak lepas dari kejawen, nek (kalau menurut) saya lho. Dadi ana unen-unen nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake. Jadi keberangkatan Pak Jokowi itu bukan semata-mata bisa mengalahkan lawan politik, tidak," tegasnya.
"Artinya (Jokowi ingin menyampaikan) bahwa kemenangan saya itu bukan semata-mata kemenangan saya pribadi. Tapi ini kemenangan seluruhnya, bahkan yang tadi lawan politiknya tetap direngkuh sebagai pemenang juga," tutupnya.
Simak Juga 'Sambut Bulan Kemerdekaan, Jokowi Membatik di Stasiun MRT':
(ush/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini