Seperti calon pengantin pada umumnya, kedua calon Kades yang merupakan pasangan suami-istri ini mengenakan pakaian adat jawa saat melakukan tradisi siraman di halaman rumahnya.
Air yang sudah dicampur bunga melati dan mawar ini kemudian disiramkan kepada kedua calon kades oleh orangtua mereka. Usai siraman, kedua calon ini pun melakukan sungkem kepada kedua orangtua mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Pencoblosannya besok seperti resepsi pernikahan adat jawa. Seperti pada umumnya tradisi siraman ini dilakukan satu hari sebelum resepsi. Saat resepsi besok juga akan menampilkan kesenian tradisional Belajaran serta kuda lumping," kata Slamet usai melakukan siraman di rumahnya, Selasa (30/7/2019).
Menurutnya, siraman ini dimaksudkan sebagai cara untuk membersihkan jiwa untuk memimpin periode berikutnya. Namun, jika nantinya yang terpilih adalah istrinya, ia mengaku tetap akan mendukung untuk menjadi kepala desa.
"Kalau saya yang terpilih istri saya juga mendukung, jadi kalau istri saya yang terpilih otomatis saya juga harus mendukung," ujarnya.
Slamet pun mengaku, pemilihan kepala desa ini mengingatkan saat menikah 19 tahun lalu. Terlebih dulu, pasangan Slamet Raharjo dan Suwarsih menikah usia muda.
"Harapannya, bisa menjadi edukasi bahwa berpolitik itu harus damai dan sejuk," tuturnya.