Namun petugas masih melakukan kajian mengenai candi tersebut, apakah candi Hindu atau Budha.
Lokasi penggalian di sebuah lahan yang akan digunakan untuk kolam ikan Koi.
Ekskavasi dengan menggunakan peralatan manual ini, unsur-unsur yang terlibat meliputi pengkaji cagar budaya, teknisi gambar dan ukur, pengolah data, steller dan fotografer.
Pengkaji Cagar Budaya BPCB Jawa Tengah, M. Junawan mengatakan, sifat dari ekskavasi ini adalah ekskavasi penyelamatan atau rescue excavation. Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan data arkeologi yang masih ada di dalam tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kemudian nanti dari temuan itu, kita akan merekontruksi atau mengidentifikasi bagaimana data tersebut sampai kita temukan. Apakah dalam posisi runtuh, kalau runtuh nanti disebabkan oleh apa," paparnya.
"Kita juga memiliki target dalam penyelamatan ini adalah untuk mengetahui denah, denah dari bangunan ini. Kita melibatkan steller di sini, kalau dalam penyusunan candi yaitu dalam penyusunan candi atau merekonstruksi sehingga nanti bisa diketahui profil dari candi tersebut," ujarnya.
Menurutnya karena dalam survei awal beberapa bebatuan sudah terangkat di permukaan. Kemudian, dilakukan survei awal dengan penggalian minggu lalu ditemukan struktur candi yang masih tertata yakni bagian kaki.
"Hari ini memperdalam atau memperdetail profil dari kaki tersebut dan mungkin sudah hampir ketemu karena terkendala oleh debit air lumayan deras sehingga kita cukup terkendala dalam memperdetail lebih jelas lagi temuan kaki tersebut," kata dia seraya menyebut memakai mesin penyedot air sehingga nantinya bisa memperjelas detail dari profil kaki candi, itu.
Untuk ekskavasi tersebut telah dimulai hari ini dan ditargetkan hingga Sabtu (3/8/2019). Adapun dari temuan yang ada tersebut, pihaknya belum bisa menyimpulkan dugaan candi tersebut untuk bangunan suci agama apapun.
"Belum. Jadi, kalau secara akademis ini memang bukti-bukti termasuk latar belakang agamapun belum bisa diketahui karena ciri-ciri dari latar belakang suatu bangunan suci, juga belum kita temukan," tuturnya.
"Bisa Hindu, bisa Buddha. Jadi, memang belum ada kunci untuk menentukan latar belakang agamanya," ujar dia.
Saat disinggung perihal soal temuan tersebut, kata dia, sudah merupakan pondasi atau dasar.
"Itu kalau dari susunannya sudah sampai ke bagian pondasi candinya, sudah yang paling dasar," pungkasnya.
(bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini