Bagi warga yang bekerja di terminal Kota Tegal, baik pedagang asongan maupun lainnya, mereka bisa memanfaatkan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Sakila Kerti sebagai sarana pendidikan ini untuk menyekolahkan anaknya. Terutama bagi mereka yang memiliki anak usia dini dan tidak bisa meninggalkannya karena faktor pekerjaan.
Beberapa jenis pendidikan di PKBM ini, antara lain adalah PAUD Sakila Kerti yang dibentuk untuk membantu warga kurang mampu. Sasarannya, anak-anak dari warga yang biasa mencari nafkah di tempat tersebut. Sehingga mereka bisa tetap menyekolahkan anak secara gratis meski sibuk mencari nafkah di terminal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Diterangkan Yusqon, awalnya PAUD Sakila Kerti hanya melayani warga dan awak bus setempat yang ingin membaca buku dan belajar mengaji. Seiring berjalanya waktu, terus berkembang dalam memberikan pembelajaran.
Saat ini sudah ada 31 siswa yang belajar di PAUD Sakila Kerti. Mereka rata-rata anak-anak para pengasong. Sambil menggelar daganganya, orang tua bisa memantau anaknya belajar.
"Selain belajar, rencana sebulan sekali kita ajak berenang juga," sambungnya.
Peserta didik ini dibagi dua kelompok. Kelompok A dari usia 2,5 tahun sampai 4,5 tahun dan kelompok B 4,5 sampai 7 tahun. Sedangkan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seminggu 3 kali pertemuan yakni hari kamis, Jumat dan Sabtu dari pukul.08.00-10.00.
"Karena serba keterbatasan terutama tempat maka kami memakai sistem belajar kelompok, karena kalau sistem sentra membutuhkan ruang yang memadai," kata Kusnani, salah satu pengajar ditemui di sela kegiatan.
![]() |
Salah satu pedagang asongan penjual makan di terminal Kota Tegal, Ernawati (46), merasa terbantu dengan adanya PAUD gratis ini. Erna mengaku menyekolahkan putranya bernama Muhammad Rafikisah (4) di PAUD ini karena gratis tidak ada pungutan apapun.
"Sambil kerja saya tidak khawatir. Anak saya bisa ikut ke terminal dan sekolah di sini," terang Erna. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini