Babi hutan atau celeng yang menyerang lima warga Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas hingga menyababkan satu orang meninggal bisa disebabkan berbagai hal.
Salah satunya penyebabnya habibat dikawasan itu rusak hingga mengancam babi hutan tersebut. Kawasan yang rusak dan terdesak sehingga lebih agresif.
"Kemungkinan karena terdesak atau terancam, tapi banyak juga penyebab lainnya, bisa juga karena sedang musim kawin jadi babi hutan lebih agresif," kata Kepala Dusun II Desa Windujaya Amin Mustofa kepada wartawan, Kamis (4/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Amin selama ini babi hutan hanya turun dan merusak tanaman warga. Tapi tidak pernah menyerang warga. Penyerangan terhadap warga di desanya baru pertama kali terjadi.
"Dulu di desa sebelah, Dusun Semaya, Kecamatan Karanglewas, pernah menyerang warga, tapi akhirnya tertangkap," ujarnya.
Sementara menurut warga Desa Windujaya, Edi Maryanto kemunculan babi hutan kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Biasanya babi hutan turun ke perkebunan atau pemukiman warga pada malam hari.
"Dulu-dulu biasanya babi hutan turun pada malam hari, tapi ini siang hari, mungkin karena terdesak atau gimana," ucapnya.
Sedangkan upaya perburuan terhadap babi hutan yang sudah meresahkan warga setempat tersebut masih terus dilakukan. Menurut Kapolsek Kedungbanteng AKP Priyono pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perbakin untuk melaksanakan perburuan pada Minggu (7/7/2019) besok kalau sampai saat ini belum ketemu.
"Kemarin hasilnya nihil, upaya kemarin dengan menurunkan anjing pemburu. Hari ini dilanjutkan kembali, untuk Perbakin akan melaksanakan perburuan pada hari Minggu 7 juli 2019 jam 08.00 WIB," jelasnya.
(arb/bgk)