Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, kekeringan yang melanda Gunungkidul semakin meluas. Mengingat dari 10 Kecamatan, saat ini ada 14 Kecamatan yang membutuhkan bantuan air bersih.
"Dari 14 Kecamatan itu yang minta bantuan air bersih baru Kecamatan Rongkop, Tepus, Paliyan, Panggang, Purwosari dan Girisubo dan sudah kita dropping. Kalau lainnya masih dapat dropping (air bersih) dari Kecamatan masing-masing," ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (2/7/2019).
Sedangkan untuk jumlah warga yang mengalami krisis air bersih, Edy menyebut jumlahnya mencapai ratusan ribu orang. Menurutnya jumlah itu meningkat cukup signifikan, mengingat bulan Juni jumlah warga yang terdampak sejumlah 76.514 jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy menjelaskan, 105.234 jiwa yang terdampak kekeringan itu terdiri dari 21.592 jiwa di Kecamatan Girisubo, 16.978 jiwa di Kecamatan Paliyan, 12.441 jiwa di Kecamatan Tepus 11.186 jiwa di Kecamatan Tanjungsari, 9.902 jiwa di Kecamatan Rongkop, 8.986 jiwa di Kecamatan Panggang, 5.100 jiwa di Kecamatan Nglipar, 4.032 jiwa di Kecamatan Purwosari.
Selanjutnya ada 3.448 jiwa di Kecamatan Gedangsari, 3.032 jiwa di Kecamatan Ngawen, 2.962 jiwa di Kecamatan Patuk, 2.411 jiwa di Kecamatan Ponjong, 1968 jiwa di Kecamatan Semanu dan terakhir 1.192 jiwa di Kecamatan Semin.
Menurut Edy, bukan tidak mungkin jumlah Kecamatan yang mengalami krisis air akan bertambah, terlebih saat ini belum memasuki puncak musim kemarau. Karena itu, BPBD mempersilakan kecamatan yang betul-betul membutuhkan untuk mengajukan permohonan bantuan air bersih.
"Kalau anggaran untuk air bersih di kecamatan-kecamatan habis silakan mengajukan (dropping air bersih) ke BPBD (Kabupaten Gunungkidul)," ucapnya.
Simak Juga 'Kemarau, Bendung Katulampa Dilanda Kekeringan!':
(bgk/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini