"Kami sudah menyiapkan sekitar 5 ton benih (padi) untuk para petani (yang gagal panen)," ujar Kepala DPP Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto saat dihubungi wartawan, Selasa (2/7/2019).
Menurut Bambang, benih tersebut merupakan bantuan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta. Benih-benih tersebut nantinya akan didistribusikan kepada petani yang mengalami gagal panen atau puso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang berharap, dengan pemberian benih tersebut mampu meningkatkan produksi padi di Gunungkidul pasca gagal panen tahun ini. Mengingat tahun ini ada 1.918 hektare lahan padi yang mengalami gagal panen atau puso.
"Tahun 2017 itu tidak ada (lahan padi) yang terkena puso dan tahun 2018 hanya 32 hektare yang kena puso. Jadi kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (gagal panen padi) tahun ini adalah yang paling parah," ucapnya.
"Dan semoga dengan bantuan benih-benih itu bisa mendongkrak produksi padi saat musim tanam selanjutnya," imbuh Bambang.
Diketahui bersama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, luasan lahan padi yang terkena puso di Gunungkidul meningkat hingga 4 kali lipat. Di mana dari 400 hektare saat ini meluas hingga ribuan hektare.
"Sampai bulan Juni ini tercatat ada 1918 hektar lahan padi yang gagal panen di Gunungkidul. Jumlah itu akumulasi dari 9 Kecamatan di Gunungkidul," ujarnya saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (30/6/2019) petang.
Adapun 1918 hektare lahan padi yang gagal panen itu terdiri dari 154 hektar lahan di Kecamatan Patuk, 2 hektar di Kecamatan Wonosari, 860 hektare di Kecamatan Gedangsari dan 50 hektare di Kecamatan Playen. Selanjutnya 6 hektare terdapat di Kecamatan Girisubo, 10 hektare di Kecamatan Ponjong, 505 hektare di Kecamatan Semin, 47 hektare di Kecamatan Karangmojo dan 285 hektare di Kecamatan Ngawen.
(bgk/bgs)