Tanpil santai berpeci dengan berkemeja lengan panjang, kiai yang akrab disapa Gus tersebut Mus tampil membawakan kesegaran khas gayanya selama ini saat tampil di panggung sastra.
"Ada 18 puisi yang saya bacakan," mencandai penonton menanggapi pernyataan pembawa acara yang tidak dibatasinya waktu untuk tampil di panggung. Tentu saja itu hanya canda Gus Mus dan langsung disambut tawa dan tepuk tangan penonton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mutiara Ramadhan Gus Mus: Jangan Berlebihan |
Ada kejadian beberapa detik yang menggelikan. Yakni saat Gus Mus akan membacakan puisi ketiganya. Gus Mus berniat menuruni anak tangga panggung. Tiba-tiba seorang panitia spontan mendekati dan berniat membantu Gus Mus turun.
![]() |
Rupanya Gus bukan ingin turun dari panggung. Dia hanya mencoba duduk lesehan di anak tangga panggung. Seketika hal itu disambut tawa penonton. Setelah itu dia membaca puisinya yang ketiga, atau yang terakhir. Puisi 'Tadarus' adalah penutup penampilannya.
Hadirin hening, syahdu. Beberapa syair dan ayat Alquran yang ada di puisi dibacakan melantun, dilanjutkan dengan untaian syair:
Telah selesai ayat-ayat dibaca
Telah sirna gema-gema sari tilawahnya
Marilah kita ikuti acara selanjutnya
Masih banyak urusan dunia yang belum selesai
Masih banyak kepentingan yang belum tercapai
Masih banyak keinginan yang belum tergapai
Marilah kembali berlupa
Insyaallah Kiamat masih lama.
Amien.
Ada beberapa nama yang mengisi acara dua tahunan itu. Di antaranya panyair D Zawawi Imron, Sutarji Calzoum Bachri, Thomas Budi Santoso. Ada juga Shamsudin Othman dari Malaysia, Farida Taif (Singapura), Sulaiman (Thailand) dan lain-lain.
Disepakati bahwa acara serupa akan digelar di Malaysia, dua tahun mendatang.
Tonton video 'Penampilan Gus Mus-Sutardji Meriahkan Pertemuan Penyair Nusantara di Kudus':
(mbr/mbr)