Memperingati Hari Ulangtahun ke-188, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyajikan 5.657 porsi bakmi Jawa godog gratis untuk masyarakat. Acara tersebut diikuti 47 pedagang bakmi Jawa yang berasal dari Gunungkidul.
Gunungkidul terutama wilayah Piyaman Wonosari, banyak warga yang berjualan bakmi Jawa. Di Gunungkidul ada paguyuban yang mewadahi para pedagang bakmi Jawa tersebut. Puluhan pedagang bakmi Jawa beserta gerobaknya memasak bakmi godog bersama-sama.
Pantauan detikcom, puluhan gerobak bakmi tampak Jawa memenuhi Jalan Kesatrian, Kecamatan Wonosari, tepatnya di depan Rumah Dinas Bupati Kabupaten Gunungkidul. Selain itu, para pedagang bakmi yang merangkap sekaligus tukang masak sibuk meracik bahan-bahan untuk diolah menjadi bakmi godog/rebus.
Tak hanya 1 porsi, para pedagang itu langsung memasak bakmi Jawa godog 3 sampai 5 porsi sekaligus. Selesai memasak, mereka langsung menyajikan dan menatanya di atas sebuah meja yang berada di depan deretan gerobak tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa bakmi Jawa? Karena bakmi Jawa adalah makanan khas Gunungkidul. Selain itu, kami ingin mengenalkan makanan bakmi Jawa ke generasi muda, karena generasi muda saat ini lebih kenal makanan cepat saji daripada makanan khas daerah," ucapnya saat ditemui di Jalan Satria, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Jumat (21/6/2019).
Azman mengatakan Pemkab menggandeng Paguyuban Bakmi Jawa Manunggal Jaya yang merupakan wadah pedagang bakmi Jawa di Gunungkidul.
![]() |
Ketua Paguyuban Bakmi Jawa Manunggal Jaya, Pur Sukiran (69), mengatakan untuk memenuhi target 5.500 porsi bakmi Jawa godog, ia melibatkan 47 pedagang bakmi Jawa. Para pedagang tersebut berasal dari Desa Piyaman, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul.
"Targetnya kan 5.500 porsi, jadi ada 47 peserta (pedagang bakmi Jawa) yang dilibatkan. Nantinya, setiap peserta ditarget membuat 120 porsi bakmi godhog dalam waktu 2 jam," ujarnya di sela-sela memasak bakmi.
"Kalau pesertanya sendiri semua dari Desa Piyaman yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang bakmi Jawa di Wonosari," imbuh Pur.
Pria yang sudah berjualan bakmi Jawa sejak tahun 1967 ini melanjutkan, untuk membuat 120 porsi bakmi godog sendiri memakan biaya Rp 1,5 juta. Pur mengaku, biaya tersebut berasal dari penyelenggara acara tersebut.
"Jadi untuk membuat 120 porsi bakmi godog itu peserta memerlukan bahan dasar mie kuning 3 kilogram, bihun 3 kilogram, telur 8 kilogram dan ayam kampung 4 potong," ucapnya.
"Dan kalau ditotal, untuk membuat 5.500 porsi bakmi godog ini menghabiskan 141 kilogram mie kuning, 141 kilogram bihun, 376 butir telur dan 188 ekor ayam kampung," sambung Pur sembari mengolah bakmi godog.
![]() |
Pur menuturkan ia dan anggota Paguyubannya sangat mengapresiasi langkah Pemkab untuk mengusung bakmi Jawa sebagai menu yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
"Bakmi Jawa itu makanan khas Gunungkidul yang sangat terkenal dan enak, mungkin karena bakmi Jawa ayamnya pakai ayam kampung dan memasaknya bukan pakai kompor tapi anglo," katanya.
Pur juga mengakui, bahwa sering dengan terkenalnya bakmi Jawa membuat banyak temannya berdagang bakmi Jawa hingga ke berbagai daerah, bahkan sampai luar pulau Jawa.
"Kalau yang jual bakmi Jawa banyak mas, bahkan sudah sampai mana-mana, di Jakarta ada, bahkan di Bengkulu juga ada. Sebagian besar yang jualan bakmi Jawa itu asli orang Piyaman, banyak yang jualan ke luar Jawa karena sudah terkenal dan mungkin sekalian untuk mengenalkan bakmi Jawa ke orang-orang," ujarnya. (bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini