Pameran bertajuk Museum Keliling dihelat di Gedung Olahraga Bung Karno, Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus, pada 21-25 Juni 2019. Ada ratusan fosil dan benda lawas yang terpajang. Selain juga, koleksi batik, sejarah kretek hingga era peradaban Islam.
Plt Kepala Museum Ranggawarsita yang juga merupakan penyelenggara acara, Bambang Supriyono mengatakan, pameran diadakan untuk meningkatkan pemahaman soal benda kuno, fosil dan lainnya, kepada masyarakat. Karenanya diadakan pameran dengan nama Museum Keliling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sela-sela pameran, dia menambahkan, benda yang dipamerkan di antaranya benda kuno atau fosil dari gajah stegodon, manusia purba, Aquran tulisan tangan abad XV, dan lainnya.
"Yang menarik masyarakat atau pelajar adalah orang-orang purba. Mereka penasaran. Termasuk tingginya seberapa, bentuknya juga," beber dia usai melihat tingginya animo pengunjung.
Dengan benda yang dipamerkan sebagian besar dari Kudus, Jepara, Pati dan sekitarnya. Terutama benda sebagai penanda dimulainya peradaban Islam di Kudus.
Karenanya tahap pertama pameran keliling dimulai di Kudus. Selanjutnya, pameran akan diadakan di Grobogan, dan Magelang, atau di daerah dengan antusias benda purbakala tinggi.
Pihaknya juga menyampaikan agar masyarakat bisa mencintai sejarah, yakni dengan mengetahuinya dari museum. Dia berharap pelajarlah yang akan dominasi kunjungan museum kali ini.
"Sekarang belajar ora mung gadget wae (tidak hanya gadget saja), komputer saja, IT saja. Tapi kita juga belajar situs sejarah. Kita bisa tahu yang dekat dari sini ada situs Patiayam. Setiap bulan ditemukan fosil," kata dia.
Laela Dewi Kurator Museum menambahkan, fosil yang ditemukan di Jawa Tengah antara satu dengan daerah lain mempunyai keterkaitan atau kesamaan. Sebab dulunya, daerah satu dengan lainnya terpisah secara geografis.
"Seperti fosil di Patiayam, Semedo, Sangiran, itu nanti tersambung satu sama lain," kata dia.
Bupati Kudus M Tamzil di lokasi menjelaskan, pameran ini diharapkan akan menarik. Seperti dibuatkan replika fosil yang besar.
"Dibuatkan replika tulanv yang besar dan menarik. Jadi orang bisa membayangkan gajah zaman dulu dengan sekarang terjadi evolusi," kata Tamzil. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini