Para Mahasiswa tersebut adalah Wisnu Aji Wardani, Murest Patra Patriosa, dan Jovita Cahyonugroho. Permadi menjelaskan penelitian yang mereka kembangkan adalah Katalis Fosfat Alam (Kafosta).
"Ini memanfaatkan batuan fosfat yang diperoleh dari daerah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah untuk memproduksi biodiesel pengganti solar yang ramah lingkungan dengan bahan dasar minyak jelantah," kata Permadi, Kamis (20/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan jelantah untuk biodiesel bukan hal baru, namun katalis menggunakan batu fosfat belum dikembangkan sehingga menurut Permadi dan kawan-kawannya itu patut dikembangkan karena salah satu cara menciptakan energi terbarukan yang lebih hemat.
"Batuan fosfat penggunaannya masih sedikit, di Pati hanya untuk pakan ternak. Kemudian kami melihat menarik, kalau membuat bebatuan yang tidak berharga menjadi manfaat dan nilai jual," jelasnya.
Biodiesel, lanjut Permadi, diproduksi melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi dengan katalis berbeda. Maka dalam penelitian mereka, reaksi-reaksi itu simultan dengan Kafosta sehingga menurunkan ongkos produksi biodiesel tersebut.
"Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual batuan fosfat di daerah Sukolilo dan memberikan solusi untuk permasalahan mahalnya harga katalis di industri pembuatan biodiesel," ujarnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini