Festival yang digelar di lapangan Desa Wisata Pagerejo, Kecamatan Kertek Wonosobo sempat terkendala cuaca. Kondisi Desa Pagerejo pagi hari pukul 06.00 WIB terjadi kabut tebal dan angin kencang. Beruntung, sekitar satu jam kemudian, cuaca cerah sehingga balon bisa diterbangkan.
Beragam jenis balon terlihat terbang secara bergantian. Beberapa berbentuk bola, oval hingga berbentuk burung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menerbangkan balon udara dengan cara ditambatkan sudah menjadi tradisi baru untuk memperingati momen Syawalan. Sehingga, masyarakat sudah berpartisipasi menjaga keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia," ujarnya di sela-sela Festival Balon Udara, Sabtu (15/6/2019).
Terbukti, antusiasme peserta festival balon udara bertambah dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, jumlah peserta festival balon udara sebanyak 104 kelompok.
"Kami terus melakukan sosialisasi bersama TNI/Polri serta Pemkab Wonosobo mengenai bahayanya balon udara yang tidak ditambatkan. Dan respin masyarakat antusias," kata dia.
Kepala Dinas Kebudataan dan Pariwisata Wonosobo One Andang Wardoyo menjelaskan, balon udara dalam festival ini ditambatkan dengan ketinggian 150 meter. Adapun besar balon, tinggi 7 meter dan diameter 4 meter.
"Festival ini untuk mewadahi trdisi masyarkat yang tidak membahayakan," tuturnya.
Rencananya, kegiatan ini akan terus dilakukan rutin setiap tahun. Selain merupakan tradisi, juga sebagai pendongkrak sektor wisata.
"Ini akan menjadi agenda rutin tahunan, tetapi untuk tempatnya akan kami kaji ulang. Sebenarnya di Pagerejo bagus, hanya tadi sempat terkendala cuaca," ujarnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini