"Kita upayakan upacara dengan salat Ied tidak ada gangguan, terutama salat Ied tidak ada gangguan (tidak terganggu upacara hari jadi)," ujar Sekretaris Daerah (Setda) Boyolali, Masruri, ditemui usai berdialog dengan FUIB, di kantor Setda setempat Jumat (31/5/2019).
Upacara Hari Ulang Tahun Kabupaten Boyolali tersebut, rencananya dilaksanakan di halaman rumah dinas Bupati, jalan Merbabu. Peserta upacara menggunakan pakaian kejawen. Untuk pria mengenakan pakaian kejawen jangkep, sedangkan perempuan memakai kebaya nyamping wiru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masruri menyatakan, bahwa pejabat yang diminta mengikuti upacara juga bukan suatu keharusan. Jika ada yang berhalangan hadir, juga tidak masalah. Mereka diberikan kebebasan untuk tidak ikut upacara tersebut.
"Teman-teman (pejabat) bagi yang ada kesulitan, kaitannya dengan jarak dan sebagainya diberikan kebebasan untuk tidak ikut (upacara), juga tidak masalah. Izin saja. Izin sekarang kan gampang (mudah), pakai telepon kepada panitia boleh, tertulis boleh," kata Masruri.
"Ini ada namanya Umi, itu orang Kalimantan, dia sudah beli tiket, dia izin kepada saya, sudah terlanjur beli tiket bagaimana? Ya sudah pulang saja. (Tidak ikut upacara) Nggak apa-apa," contoh dia.
Jumlah peserta upacara nantinya juga tidak begitu banyak dan tidak melibatkan siswa atau pelajar. Pelaksanaan upacara, selain di halaman rumah dinas Bupati, juga digelar di tiap-tiap kecamatan. Namun untuk kecamatan pelaksanaannya jam berapa, dia mengaku tidak tahu. Upacara di tingkat kecamatan diminta menyesuaikan sehingga tidak menggangu salad Ied.
Pihaknya menjamin, upacara hari jadi Kabupaten Boyolali di rumah dinas tersebut tidak akan mengganggu warga maupun ASN yang melaksanakan salat Ied. Pasalnya, upacara digelar seusai salad Ied. Namun, upacara akan dilaksanakan pukul berapa, pihaknya tak menyebutkan secara pasti.
"Pelaksanaan salat Ied kita rencanakan jam 6.15 WIB. Jam 07.00 WIB sudah selesai. Kemudian dari pukul 07.00 sampai 08.00 WIB, (para pejabat menuju) daerah persiapan untuk ganti baju dan sebagainya. Sudah kita siapkan tempat di SMPN 1 (Boyolali, dekat rumah dinas bupati)," papar dia.
Ditanya tentang persiapan ganti baju kejawen untuk mengikuti upacara tersebut, Masruri, mengatakan meskipun ganti baju kejawen, namun tidak memerlukan waktu lama. Begitu pula dengan yang perempuan, menurutnya juga tidak perlu dandan.
"Yang perempuan tidak perlu dandan. Pakai hijab kan nggak masalah, tidak perlu memakai konde, tidak perlu ke salon," tandasnya. (mbr/mbr)