Sejumlah orang dari FUIB mendatangi kantor Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali hari ini. Kedatangan mereka langsung diterima oleh Sekda, Masruri dan sejumlah pejabat eselon II.
"Kami memberikan masukan. Yang pertama, mengajukan keberatan atas pelaksanaan (upacara) Hari Jadi Boyolali yang bertepatan dengan 1 Syawal atau 5 Juni (2019)," kata Ketua FUIB, Hufron Rofa'i, ditemui usai audiensi dengan Sekda di ruang rapat kantor Setda Boyolali, Jumat (31/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masukkannya cuma dua itu saja, semoga nanti bisa dipertimbangkan," ujarnya.
Masukan tersebut disampaikan dengan alasan, karena 1 Syawal adalah Hari Raya Umat Islam dan merupakan hari yang sangat sakral. Hari untuk bersilaturahmi. Jika disibukkan dengan acara kenegaraan, lanjut Hufron, dikhawatirkan akan mengurangi kesakralan itu.
"Kita sudah terbiasa, setelah salat Ied itu kita ngumpul sama mertua, bapak ibu, sowan untuk saling maaf memaafkan, untuk saling bersilaturahmi dari tetangga ke tetangga yang lain. Itu sudah menjadi tradisi kita bersama," jelas Hufron.
Dikemukakan, masukan tersebut disampaikan ke Pemkab Boyolali merupakan aspirasi dari masyarakat. Namun dia menyerahkan keputusan akhir kepada pihak Pemkab Boyolali.
"Monggo, terserah (kalau upacara tetap digelar)," katanya. (sip/sip)