Prosesi tradisi pernikahan tebu ini dilaksanakan layaknya pernikahan manusia. Dua batang tebu pria dan wanita diberi nama Roro Ayu Manis dan Bagus Rosan Prakoso.
Agus Sulistiyanto Manajer PG Rendeng menjelaskan, tradisi Manten Tebu selalu diadakan turun temurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Manten Tebu menjadi implementasi rasa syukur para petani dan karyawan pabrik.
"Sudah lama, setiap awal musim giling," ujarnya lebih lanjut.
Tanaman tebu yang dipilih menjadi Manten, merupakan tebu yang terbagus. Dia mengibaratkan yang ditampilkan adalah tebu yng benar-benar tampan untuk pria dan cantik untuk wanita.
Adapun penamaan Roro Ayu Manis dan Bagus Rosan Prakosa yaitu tebu cantik dan manis sesuai harapan mereka.
![]() |
"Harapannya dari penamaan akan memberikan tebu dengan kadar gula yang tinggi, randemen yang tinggi," jelasnya menafsirkan nama Roro Ayu Manis.
Sedangkan nama Bagus Rosan Prakosa dimaknai untuk menghasilkan tebu yang baik, tanaman juga harus gagah, tinggi dan besar. Untuk pengambilan nama, kata Agus, tidak ada ritual khusus. Hanya pihaknya memilih nama dengan arti yang bagus.
"Untuk pengambilan nama memang berasal dari teman-teman dari musyawarah. Ibarat mau memberi nama anak, harus musyawarah dulu dan punya arti baik," jelasnya.
![]() |
Dalam prosesi itu, dipanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar nantinya penggilingan tebu berjalan baik. Manten Tebu untuk laki-laki diambilkan dari tebu asal Tlogowungu Pati, dan perempuan dari tebu Desa Bacin, Kudus.
Saat kirab temanten tebu berlangsung, panas sore hari di lokasi amat mendukung. Sejumlah warga ikut hadir menyaksikannya. (skm/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini