Diskusi itu diikuti oleh 3 komunitas yaitu SGC (Semarang Gay Community), Perwaris (Persatuan Waria Semarang), dan RPI (Rumah Pelangi Indonesia) di Gedung Juang Semarang. Dinsos ingin menghimpun permasalahan yang dialami kelompok minoritas.
Direktur Pendidikan Yayasan Anantaka, Tsaniatus Solihah, mengatakan di Kota Semarang kelompok LGBT masih mendapatkan stigma dan diskriminasi, salah satunya dalam hal akses untuk mendapatkan adiministrasi kependudukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinsos Kota Semarang, Muthohar, mengatakan pertemuan ini memang untuk menampung kesulitan yang dialami oleh kelompok minoritas.
"Kita kumpulkan beberapa perkumpulan, jadi apa yang dia inginkan kita tampung. Ada yang tadi menyampaikan soal keperluan dokumen, nanti kita koordinasi dengan Disdukcapil," kata Muthohar.
Ia berharap dengan bantuan yang diberikan kepada kelompok minoritas, suasana Kota Semarang tetap akan kondusif. Muthohar pun mengimbau masyarakat agar tidak mengesampingkan kelompok minoritas.
"Kalau misal dengan adanya Waria, LGBT, masyarakat saring hormatilah, tidak saling lempar sehingga Kota Senarang yang makin kondusif makin kondusif," pungkas Muthohar. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini