Tidak hanya itu, udara sejuk dan suara gemericik air begitu terasa saat berada di masjid dengan ukuran 15x15 meter ini. Sebab, Masjid KH Muhammad Hasan ini dibangun di tepi sungai di bawah rimbunan pohon bambu.
Pengasuh Pondok Pesantren Alif Baa Khayatul Maki menyebutkan, kayu yang digunakan sebagai tiang Masjid sudah berumur 650 tahun. sedangkan yang ada di bagian imam masjid berusia 1.200 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kayu tersebut, ia dapatkan dari berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yakni di Tuban, Bojonegoro, Blora, Banyumas dan Banjarnegara. Sebagian besar ditemukan dalam keadaan terpendam.
"Sebagian besar kami ambil dari Jawa Timur dan rata-rata saat ditemukan kayunya dalam keadaan terpendam," ujarnya.
Saat ditanya perihal penaksiran usia kayu, pria yang akrab disapa Gus Khayat ini menuturkan ada tim Apprasial dari ITB yang menghitung perkiraan usia kayu tersebut. Sedangkan untuk ijuk yang digunakan sebagai atap masjid, didapat dari Kecamatan Pandanarum, Kalibening Kabupaten Banjarnegara.
"Kalau ijuknya semuanya dari Banjarnegara, itu diambil dari 2.600 pohon aren," terangnya.
Saat ini, masjid dengan kapasitas 1.000 jamaah ini digunakan santri di Pondok Pesantren Alif Baa dan warga sekitar di Desa Mantrianom. Sedangkan usia masjid hingga saat ini baru sekitar 2 tahun.
"Sebenarnya dulu awalnya mau dibangun biasa menggunakan beton. Bahkan, kami juga sudah membeli pasir, semen, genteng dan lain-lain. Tetapi setelah kami melakukan munajat akhirnya membangun masjid dengan kayu dan atap ijuk," tuturnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini