Pria yang dikenal bernama Agung itu ditangkap usai salat subuh di musala kampungnya, Selasa (14/5/2019). Penangkapan berjalan lancar tanpa perlawanan.
"Tadi ikut subuhan, ikut kultum lalu pulangnya diajak petugas ke mobil. Dia terlihat senyum," kata Ketua RT setempat, Nur Alim, saat ditemui di sekitar lokasi kejadian, Selasa sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengakuan warga, aparat sudah terlihat cukup banyak saat subuh. Bahkan beberapa petugas ikut salat berjemaah sebelum penangkapan.
"Sebenarnya dia jarang ke musala sini. Bulan Ramadan ini mungkin baru dua kali ke musala," ujarnya.
Polisi kemudian melakukan penggeledahan di rumah Agung pada siang harinya. Nur ikut menyaksikan petugas menyita beberapa barang di rumah Agung.
"Ada handphone lebih dari lima. Sama satu buku, sama satu kuitansi, tidak tahu kuitansi apa," kata dia.
Agung dikenal sebagai penjual gorengan dan es dawet. Warga mengaku tidak menaruh curiga kepadanya.
"Kesehariannya biasa saja. Kalau ada acara RT datang, normal, tidak ada tanda-tanda apa-apa," katanya.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, membenarkan adanya penangkapan tersebut. Menurutnya, Agung merupakan warga pendatang di domisilinya saat ini. "Menurut keterangan, dia warga Klaten," katanya.
Mengenai penggeledahan, Kapolres mengaku tidak tahu menahu. Dia juga enggan berkomentar mengenai kaitan kasus yang menyebabkan Agung ditangkap.
"Saya tidak tahu. Untuk keterangan lebih lengkap langsung ke Densus 88," tutupnya.
Simak Juga 'Densus 88 Olah TKP Lokasi Penyimpanan Bom di Bekasi':
(bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini