"Waktu belajarnya biasa saja, waktu longgar digunakan untuk belajar," ujar anak pertama dari empat bersaudara itu, Selasa (14/5/2019).
Siswa kelahiran 11 Oktober 2001 itu mengaku tidak memiliki cara khusus dalam belajar. Dia hanya mengoptimalkan waktu luangnya untuk belajar.
Dia juga memperbanyak mengerjakan tes-tes latihan UN di waktu luang. Dia tidak sekadar menghafalkan rumus-rumus.
"Banyak mengerjakan latihan soal-soal aja. Dipahami konsepnya," ujar siswa kelas XII A6 itu.
Namun faktor keberuntungan juga tidak luput menjadi penyebab dia meraih nilai sempurna. Sebab dia mengaku ragu saat menjawab beberapa soal.
"Ada soal-soal yang ragu jawabnya, terutama yang Bahasa Indonesia. Terkejut, ternyata dapat nilai 100. Saya sendiri tidak pernah target segitu," kata Hafidh.
Hafidh selama ini tidak mengikuti bimbel salah satunya karena terkendala biaya. Ayahnya sudah tiada, ibunya bekerja sebagai penjual mainan anak-anak di depan SD di kawasan Kartasura, Sukoharjo.
"Selama ini ibu yang membiayai sekolah saya dan adik-adik saya. Pakde juga membantu," katanya. (bai/sip)