"Tidak bisa meihat hilal. Besok puasa kalau Kemenag pusat menyiarkannya soal awal Ramadan," kata Kepala Kemenag Kudus, Noor Badi di lokasi pemantauan Hilal, Minggu (5/5/2019).
Tim Ahli Hisab Rukyat Kantor Kemenag Kudus M Agus Yusrun Nafi' mengatakan dari kegiatan Rukyatul Hilal tadi tidak berhasil menyaksikan hilal. Hal itu juga merupakan kepastian bersama anggota tim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"5-6 derajat ketinggiannya dan ketutup mendung. Ketinggian minimal 2 derajat. Hitungan kita 5 derajat. Artinya, mestinya bisa dilihat. Namun ketutup mendung," kata dia.
Menurutnya, faktor pendukung keberhasilan rukyat adalah hisab atau perhitungannya sudah memenuhi kriteria imkan rukyat.
"Yakni minimal tinggi hilal mar'i lebih dari 2 derajat, umur hilal 8 jam, elongasi 3 derajat," ujarnya.
Cuaca alam di lokasi perukyat juga jadi faktor pendukung. Saat dilakukan tidak terhalang, tidak mendung, tidak hujan, dan penghalang lainnya.
"Perukyat juga mengetahui posisi hilal sebenarnya," tambah dia.
Di kesempatan yang sama, Rektor UMK Suparnyo menambahkan, puncak lantai 6 gedung Fakultas Ekonomi dan Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan telah beberapa kali ditempati tim Rukyatul Hilal.
"Setahun tiga kali. Yaitu penentuan awal puasa, penentuan awal 1 Syawal dan penentuan Idul Adha," ucapnya.
Simak Juga "Antusias Netizen Sambut Ramadhan":
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini