Lokasi sekolah tersebut memang berada di Banyumanik dekat perbatasan dengan Kabupaten Semarang. Di dekat sekolah tersebut ada jembatan yang membentang sepanjang 81 meter.
Sebenarnya Pemkot Semarang sudah berupaya memperbaiki jembatan yang sempat rusak dan diresmikan bulan Oktober 2017. Namun hari Senin (29/4) lalu tanah di ujung jembatan tergerus dan longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu orangtua siswa, Mandra mengatakan meski jembatannya kokoh, dirinya tetap khawatir sehingga memilih mengantar anaknya hingga turun dari jembatan.
![]() |
"Sabtu kemarin masih tidak apa-apa. Kondisi ini terjadi Senin kemarin pas hujan deras. Kalau pas orang tua ndak bisa jemput ya khawatir sekali," kata Mandra kepada wartawan, Kamis (2/5/2019).
"Harapannya segera diperbaiki, biar kita tidak khawatir," imbuhnya.
Salah seorang siswa kelas 2 SD Jabungan, Caila mengaku takut melintas di jembatan tersebut karena tanah yang tergerus. Ia takut kalau jembatan tidak bisa dipakai lagi sedangkan dia harus menyeberang melintasi sungai untuk ke sekolah.
![]() |
"Setiap hari lewat sini, takut. Tapi kalau berangkat tidak ada jembatan, lewatnya sungai," kata Caila.
Tidak hanya soal akses jembatan, ternyata gedung SD Jabungan pun terkena dampak tanah bergerak. Beberapa ruangan harus diberi pembatas karena lantai retak, eternit jebol, dan tembok juga retak. Ada juga yang sama sekali dimasuki karena bahaya.
![]() |
Salah seorang guru di SD Jabungan, Muhtarom mengatakan kondisi memprihatinkan di sekolah tersebut terjadi sejak sebulan lalu. Sebenarnya Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi sempat meninjau ke sekolah itu, namun saat itu kondisi sekolah masih baik.
"Ini sekitar satu bulan yang parahnya. Pak Wali pernah ke sini, setelah selesai, kemari sekitar sebulanan terjadi ini (kerusakan)," kata Muhtarom.
Beberapa ruangan yang terdampak yaitu UKS, perpustakaan, ruang guru dan juga ruang kepala sekolah. Muhtarom menjelaskan, garis pembatas diberlakukan agar siswa tetap aman di lingkungan sekolah.
![]() |
"Yang parah itu ruang UKS, Perpustakaan, ruang guru, ada juga ruang kepala sekolah," jelas Muhtarom.
Ia berharap SD Jabungan direlokasi ke tempat yang lebih baik dan aman. Setahu Muhtarom, Pemerintah Kota Semarang memiliki lahan tidak jauh dari gedung saat ini dan berharap bisa pindah ke sana.
"Pemkot kan punya tanah di dekat jembatan, kalau direlokasi kan di sana dekat puskesmas pembantu dan tanahnya tidak seperti ini," pungkasnya. (alg/sip)