Sebelum dilangsungkan bajong banyu, terlebih dahulu ditampilkan berbagai kesenian tradisional sejak pagi hingga memasuki duhur. Kemudian, setelah itu masih dilanjutkan pertunjukan kesenian tradisional. Adapun untuk malam hari masih dilakukan pentas kesenian juga.
Selanjutnya, sekitar pukul 14.30 WIB, dimulai prosesi pengambilan air suci dari Sendang Dawung. Dalam pengambilan air suci ini dilakukan oleh para tokoh masyarakat diikuti warga setempat dengan beriring-iringan. Mereka berjalan, mengambil air suci dengan menggunakan kendi dan tempayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga baik tua maupun muda serta anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti perang air ini. Mereka saling melepar air yang telah dibungkus dalam plastik. Selain itu, air yang berada di gentong pun disiramkan. Bahkan, penonton yang melihat jalanannya perang air ini tidak luput juga terkena lemparan air.
"Bajong banyu rutin dilakukan menyambut bulan suci Ramadan. Hal ini dilakukan tidak lain untuk menyucikan diri yang nantinya bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan lancar," kata Kepala Dusun Dawung Banjarnegoro, Wisik dalam sambutannya sebelum prosesi pengambilan air suci di Sendang Dawung, Rabu (1/5/2019).
![]() |
Tokoh warga setempat, Gepeng Nugroho mengatakan, ini merupakan wujud dari budaya setempat ketika menjelang puasa diadakan bajong banyu atau perang air dengan prosesi yang sudah dilakukan.
"Bajong banyu ini wujud dari budaya kita, adat kita di kampung ketika menjelang bulan puasa. Kita adakan acara semacam ini, perang air atau bajong banyu dengan prosesi-prosesi mulai dari pengambilan air hingga saling membasuh masing-masing warga. Lalu, diakhiri di acara puncaknya yaitu saling melempar air ke antar warga masyarakat," kata Gepeng.
Makna dari bajong banyu, kata Gepeng, makna secara filosofis dari aktivitas yang dilakukan tadi, saling menyerang, saling membasahi anggota masyarakat lainnya, namun mereka bergembira.
"Mereka justu saling memberikan support satu sama lainnya. Intinya adalah ini seharusnya menginspirasi dalam dinamika berinteraksi sosial dalam masyarakat. Dimana setiap ada persoalan di masyarakat itu pasti ada, tetapi ketika pikiran positif masyarakat dalam berinteraksi sosial harapannya akan menjadikan masyarakat bisa guyub, bisa rukun," tegasnya.
Sementara itu, salah satu warga Nuryanto mengaku, sangat senang sekali ikut dalam bajong banyu ini. Dalam perang air ini pun, ia sempat terkena hingga baju yang dipakainya basah.
"Sangat senang sekali masyarakat disini dan sekitarnya. Saya sempat kena lemparan air, basah semua," katanya.
Simak Juga 'Sambut Ramadan, Upacara Adat Ngikis Digelar di Ciamis':
(bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini