Syukuri Panen dan Sambut Ramadan, Warga Gunungkidul Nyadran

Syukuri Panen dan Sambut Ramadan, Warga Gunungkidul Nyadran

Pradito Rida Pertana - detikNews
Selasa, 30 Apr 2019 17:18 WIB
Nyadran sambut Ramadan di Gedangsari, Gunungkidul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Gunungkidul - Warga Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari berbondong-bondong melaksanakan upacara adat nyadran di kawasan Gunung Gentong hari ini. Upacara tersebut sebagai wujud syukur panen kedua tahun ini serta menyambut bulan Ramadan.

Pantauan detikcom, beberapa orang dengan mengenakan pakaian adat Jawa tampak sibuk menata uba rampe di petilasan Prabu Brawijaya Kertabumi V, kawasan Gunung Gentong, Dusun Manggung, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, Selasa (30/4/2019). Adapun uba rampe itu sebelumnya diarak dari Balai Desa Ngalang.

Sembari menata uba rampe ke dalam besek yang terbuat dari daun jati dan janur, tampak seorang tetua adat duduk bersila di sekitar petilasan guna memimpin doa. Doa dengan balutan agama Islam itu diikuti ratusan warga yang hadir di Gunung Gentong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama setelah prosesi doa bersama selesai, warga yang mengenakan pakaian adat Jawa membagikan uba rampe kepada seluruh warga yang datang dan dilanjutkan dengan acara makan bersama. Adapun uba rampe itu berupa hasil bumi yang diolah menjadi aneka makanan.

Nyadran sambut Ramadan di Gedangsari, Gunungkidul.Nyadran sambut Ramadan di Gedangsari, Gunungkidul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Sesepuh adat Desa Ngalang, M Satijan, menjelaskan, upacara nyadran di Desa Ngalang melibatkan 14 Dusun. Yang mana setiap Dusun mengirimkan uba rampe berupa hasil bumi untuk selanjutnya dimakan bersama-sama.

Syukuri Panen dan Sambut Ramadan, Warga Gunungkidul NyadranSesepuh adat Desa Ngalang, M Satijan. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom


"(Uba rampe) itu antara lain seperti polo gumandul, kependem, kesampar (hasil bumi baik yang berbuah dengan posisi tergantung dan terpendam) dan ingkung (ayam)," ujar Satijan saat ditemui di petilasan Prabu Brawijaya Kertabumi V, kawasan Gunung Gentong, Dusun Manggung, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul.

Lanjut Satijan, pemilihan hasil bumi sebagai uba rambe saat upacara nyadran bukan tanpa alasan. Menurutnya hal itu sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas limpahan panen yang diberikan sebelum menjelang bulan ramadan.

"Upacara nyadran ini sebagai wujud syukur kami sekaligus nyekar ke petilasan Brawijaya Kertabumi ke-5. Kenapa di sini (petilasan Brawijaya) karena dulu Brawijaya Kertabumi ke-5 pernah singgah bersama Patih Haryo Banga atau eyang meles," katanya.

"Dan eyang meles itu pemeluk agama Islam, karena lama di sini terus menggerakkan warga Ngalang memeluk agama Islam dan mengajarkan pertanian," imbuh Satijan.

Sementara itu, Kepala Desa Ngalang, Kadri menjelaskan bahwa upacara adat nyadran di Desa Ngalang berbeda dengan upacara nyadran di daerah lain. Mengingat warga tidak mengunjungi tempat pemakaman umum usai pelaksanakan nyadran.

Nyadran sambut Ramadan di Gedangsari, Gunungkidul.Nyadran sambut Ramadan di Gedangsari, Gunungkidul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

"Beda, kalau nyadranan di luar (Desa) Ngalang biasanya ke kuburan, kalau di sini ke petilasan dari pembuat sejarah Desa Ngalang (Brawijaya Kertabumi V)," katanya.

Kepala Bidang Pelestarian dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Agus Mantara menyebut, upacara nyadran di Desa Ngalang merupakan salah satu bentuk kesadaran warga untuk melestarikan tradisi dan budaya. Selain itu, nyadran di Desa Ngalang ini memiliki banyak makna yang bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

"Nyadran ini punya makna yang pas untuk hidup sehari-hari, seperti meningkatkan rasa gotong royong antar warga dengan membagi makanan dan memakan bersama-sama, serta mengingatkan kita untuk selalu mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita (meninggal)," pungkasnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads