"Kalau FPI menyatakan dia dirusak oleh kita (pendukung kubu 01), maka kita juga kita melapor telah diprovokasi oleh mereka (FPI). Kita memberi laporan seimbang, jadi kalau mereka melaporkan, kita gantian melaporkan (ke polisi)," ujar Bambang saat ditemui detikcom usai kampanye PDIP di lapangan Ponjong, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Rabu (10/4/2019).
"Karena kenyataannya kita diprovokasi dan dipancing lakukan itu (pelemparan batu). Pancingan itu yang kita laporkan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadang-kadang teman-teman ini nggak bisa tahan emosi terus bales, itu yang terjadi. Jadi peristiwa yang saya lihat semua, baik di Kulon Progo dan markas FPI itu kan karena kami diprovokasi, diejek-ejek, dilempari (batu) jadi panas, nggak bisa tahan emosi dan langsung mengeroyok," ucapnya.
"Dan yang dikeroyok sapa? Tentara, Yang dikeroyok sapa? Panwaslu Kecamatan (Sentolo), lha...kejebak kan namanya. Sebenarnya nggak ada masalah saat di jalan itu, karena biasanya yang ada njebak itu, kemarin kita kejebak yang lain-lain, sehingga tentara kena, Panwaslu kena," imbuh Bambang.
Bambang menambahkan pernyataannya tersebut bukan tanpa dasar. Ia menyebut telah ke 2 lokasi kericuhan dan mendapati fakta bahwa simpatisan PDIP yang pertama dilempari batu.
"Jelas dipancing, karena situasi aman saat itu (di Jalan Wates tanggal 7 April 2019) dan teman-teman berhenti karena dipancing dengan diteriaki dan dilempari (batu). Saya sudah ke sana (lokasi kericuhan jalan Wates) kemarin, dan (simpatisan PDIP bilang) dilempari batu dari selatan," katanya.
Selain itu, Bambang menuturkan bahwa ada bukti berupa video yang menunjukkan simpatisan PDIP diprovokasi oknum-oknum tersebut.
"Bukti? Saya kira video-video yang beredar pasti ada," ucap Bambang.