Delegasi dari negara Iran yang berjumlah 7 orang tersebut, diterima secara langsung oleh Bupati Rembang Abdul Hafidz di rumah dinas Bupati Rembang. Didampingi oleh staf ahli menteri bidang komunikasi pembangunan Kemen PPPA.
Mereka belajar industri rumahan di Rembang seperti industri pengolahan makanan ringan yang berbahan dasar hasil laut. Seperti snack rengginang yang terbuat dari ikan teri, udang, dan lainnya. Ada olahan makanan yang terbuat dari umbi-umbian.
Ratna Susianawati, Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi Pembangunan Kemen PPPA menjelaskan, Pemerintah Iran bermaksud belajar banyak dari Indonesia, tentang pemberdayaan ekonomi perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, dipilihnya Kabupaten Rembang sebagai lokasi pembelajaran para delegasi Negara Iran ini karena diantara 21 Kabupaten/kota di Indonesia yang menjadi pilot project, hanya Rembang yang saat ini paling berkembang.
"Ada yang menarik di Rembang. Ketika kegiatan ini dimulai pada tahun 2016 lalu, nyatanya sudah bisa berpengaruh menekan angka kemiskinan di Rembang, ini tentunya punya kontribusi yang besar. Tak hanya mengurangi kesenjangan di sektor ekonomi, tapi juga bisa sebagai uapaya konkrit untuk meningkatkan kemampuan para perempuan," paparnya.
Sementara itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz menyebut program industri rumahan yang kini telah berkembang hingga ratusan Kepala Keluarga (KK) tersebut, diyakini telah berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat. Tak hanya itu, jumlah TKW pun merosot tajam.
"Disamping juga bisa menumbuhkan perekonomian. Yang paling hebat, juga mampu mencegah para perempuan pergi bekerja ke luar negeri. Mereka tak jadi TKW. Berkat adanya industri rumahan, sudah bisa sangat berkurang, targetnya bisa benar-benar nol tahun ini," katanya.











































